Pacar Online 2021

Nurul Adiyanti
Chapter #50

Menjadi Artis Toktok Lagi?

Embun mulai berjatuhan membasahi rumput hijau yang ada di setiap pekarangan rumah yang terletak di desa Gareng. Langit mulai memudarkan warnanya menjadi agak putih kemerahan, memberikan akses bagi sang mentari untuk segera menampakkan sinyal baginya supaya bangkit dan menajalani aktivitasnya seperti biasa yaitu menyinari bumi. Suara ayam yang berkokok berahutan kesana dan kemari sembari berlari seakan mereka berlomba-lomba untuk membangunkan seseorang yang masih terlelap dalam mimpinya.

Seperti halnya pada keadaan satu keluarga yang sedang dalam keadaan telah ditinggal oleh sang istri. Membuat seorang bapak dari dua anak ini tidak tidur dan masih memikirkan cara untuk mencari tahu siapa yang telah membunuh istrinya malam itu. ya, itu adalah keluarga Bu Retno. Sang suami masih belum menemukan siapa pembunuh istrinya yang sebenarnya. Polisi sudah ada satu minggu ini belum menemukan bukti apapun. Ia sudah frustasi, biasanya setiap pagi istrinya sudah menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya, tapi kali ini meja makan pun kosong, tak ada yang akan memasak.

“Kalau pak polisi belum juga menemukan dimana si pelaku itu, terpaksa aku akan melakukan menyelidikan sendiri,” ucap Pak Wahid. Baru saja mengatakan hal itu, sang anak pun keluar dari kamarnya, melihat ke arah sang ayah yang tidak tidur semalaman dan hanya melamun di meja makan.

“Ayah gak tidur?” Tanyanya.

“Ayah masih memikirkan Ibumu, Nak.”

“Sudahlah, Ayah. Memikirkan sampai kapanpun tidak akan pernah mengembalikan nyawa Ibu kembali. Kita harus ikhlas.”

“Iya, tapi setidaknya Ayah akan tenang setelah menemukan pelakunya. Sampai detik ini pun ayah belum bisa menemukan siapa pelaku pembunuhan tersebut. polisi juga tidak ada kabar apapun.”

“Sudah, Pak. Biarin aja. Kalau memang sudah waktunya ketemu pasti ketemu kok Yah. Gak usah dipikirin ya. Sini mau kubuatin teh hangat atau kopi nih? Mumpung masih pagi.”

“Teh saja, Nak.”

Sag anak pun mulai menghidupkan kompor untuk memasak air membuat teh hangat.

_

Pagi ini, Ian tidak membantu Papanya, melainkan malah duduk di dalam rumah Aldrin bersama dengan Gibran yang sudah duduk di sebelah kanannya sambil bermain game pada ponselnya. Mereka membahas masalah pekerjaan.

"Yan, kamu gak mau ngonten lagi di aplikasi Toktok? Kayaknya banyak tuh yang nanyain tentangmu di komentar video terakhirmu. Biasanya dulu, warga kampung sini, bahkan kampung sebelah pun selalu mengajakmu berfoto karena wajah mulus dan rambut ala-ala mirip artis korea itu. Tapi entah kenapa setelah kamu gak pernah update toktok lagi jadi sepi juga mereka ga datang kesini lagi. Padahal ya Yan, sayang loh, followersmu itu udah 1M alias 1 Juta," saran Aldrin sembari memasang wajah kecewanya.

"Halah, Drin. Gak sempat. Kamu tahu kan setelah apa yang terjadi waktu itu, dulu karena corona jadi kan bisa memanfaatkan waktu untuk buat video toktok. Lah sekarang? Aku aja fokus kerja sama Papa, bahkan sampai dibela-belain ke Bali demi bisnis sablon Papaku. Bahkan kau juga tahu, aku kalau selesai membantu Papa itu pasti mau maghrib." Jelas Ian.

Ya, memang dulu Ian sudah menjadi artis toktok dengan mengandalkan wajah yang good lookingnya dan rambut ala artis korea. Namun semenjak membantu Papanya menyablon dan mulai berpacaran dengan Siska, bak ditelan bumi Ian menghilang dari akun sosial media seperti toktok. Hanya masih bertahan di aplikasi facebook untuk berkomunikasi dengan keluarganya. Padahal di aplikasi toktok miliknya sudah mendapat dukungan dan banyak fans yang ingin berfoto bersamanya jika tak sengaja bertemu secara langsung.

Lihat selengkapnya