Pacar Online 2021

Nurul Adiyanti
Chapter #53

Dilecehkan

Pagi yang cerah, membuat siapa saja ingin segera melakukan aktifitasnya dengan bekerja. Seperti keluarga kecil yang kini sedang sarapan bersama. Sang Bapak dan Ibu juga sudah bersiap dengan seragamnya begitupun dengan dirinya. Siapa lagi kalau bukan keluarga dari Nurul. Sang Bapak ingin tahu apakah Nurul bahagia bekerja di kantor seperti sekarang atau tidak.

Beberapa hari ini anak sematawayangnya hanya berangkat pagi, pulang habis magrib, makan malam sebentar, dan setelah itu mengurung diri di kamar tertidur pulas sampai esok hari. Begitu rutinitas Nurul semenjak bekerja sebagai sekretaris kantor, dan setiap pulang kerja, tidak pernah orang tuanya menemukan Nurul dalam keadaan senyum sumringah seperti biasa. Sangat berbeda ketika dia bekerja dengan Pak Supri alias kakak dari istrinya. Karena penasaran tentang apa yang terjadi dengan Nurul, alhsil Bapaknya mulai bertanya.

"Rul, apakah kamu tidak bahagia bekerja di kantor sebagai sekretaris?" Tanya sang Bapak. Pandangan mata Nurul sontak langsung bertemu dengan kedua netra sang Bapak yang menyiratkan akan kekhawatiran.

"Aku bahagia kok, Pak," jawab Nurul dengan senyum yang dipaksakan.

Memang, selama ini Nurul tidak bahagia, bagaimana bisa bahagia jika setiap hari dirinya hanya diperbudak oleh mantan pacarnya dulu? Diminta buat ini dan itu, tapi pas mendekati rapat, justru dokumen yang dibuat Nurul sama sekali tidak dipergunakan. Hal itu sangat membuat Nurul pusing setiap harinya. Mantan kekasihnya sangat tidak profesional dalam bekerja.

Jangan lupakan juga Ia harus menahan marah dengan membiarkan si sialan Haris itu menyentuh bagian-bagian tubuhnya. Ya, Nurul dilecehkan disini. Tapi Ia tidak berani berbicara dengan Bapaknya. Ia hanya bisa memendamnya sendiri tanpa seorang pun tahu. Ingin rasanya Nurul keluar dari pekerjaan itu, tapi sang mantan pacar mengancam untuk tidak akan memberikan gaji kepada Nurul jika Nurul menolak perintah darinya.

Meskipun begitu, Nurul masih bisa jaga diri, apabila Haris akan melakukan hal itu, Ia selalu menghindar dengan alasan pulang karena Ibunya sudah di rumah. Sungguh malang nasib Nurul saat ini.Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah, 'Jika aku keluar dari pekerjaan ini, aku tidak bisa mendapatkan uang dan tidak bisa membuat kedua orang tuaku bangga denganku.' Ketika sedang asik dengan lamunannya, suara sang Ibu kembali menyadarkannya.

"Jika kamu memang tidak bahagia dan tidak nyaman, mending keluar aja, Rul. Tidak usah dipaksakan, nanti yang rugi kamu sendiri lho. Atau kamu masih pengen kerja bareng Pamanmu?" Tanya Sang Ibu.

"Aku bahagia kok, Bu. Hanya saja kalau pulang kerja, kepalaku sering pusing, jadi aku memutuskan untuk langsung ke kamar, bersandar dapa kursi sebentar supaya mekanan bisa tercerna, kemudian setelah itu tidur. Mungkin karena memang secapek itu kerja di kantor. Ya kalau dibandingkan dengan bekerja bersama Paman Supri sih mending sama Paman Supri. malah kerja sekalian healing, setiap hari melihat pantai. Lah ini, setiap hari aku hanya melihat berkas-berkas kantor," jelas Nurul.

"Ya gimana, kamu nyaman atau gak kerja jadi sekretaris?" Tanya Bapak.

Lihat selengkapnya