PACAR SEKELAS

Frasyahira
Chapter #9

Fakta atau Gosip

Hari minggu merupakan salah satu hari yang selalu dinanti oleh semua orang. Siang hari ini cukup cerah, meskipun ada sedikit gumpalan awan keabu abuan di langit, itu belum tentu membuktikan akan turun hujan kan. Suasana kafe Abnormal Coffee cukup ramai, mungkin di karenakan hari libur sehingga banyak pengunjung yang datang. Sanny dan ketiga temannya duduk di salah satu sofa yang berbentuk setengah lingkaran. Mereka sedang membicarakan soal email yang sering Sanny terima.

"Tapi gue bingung San, kenapa harus katak ya. Memangnya gak ada yang lebih keren apa," ucap Sanny.

"Jadi San email itu selalu masuk beberapa menit setelah lo nulis di blog lo," kata Tara.

Sanny hanya meangguk.

"Gue sih curiganya pasti temen sekelas kita," ucap Alvin.

"Siapa?" tanya Tara.

Alvin berpikir sejenak. Ia mendelikan matanya ke atas. "Emm.. mungkin si Izal."

"Enggak mungkin. Dia kan gaptek. Facebook sama instagram aja dia gak punya," ujar Nadya.

Sanny meangguk angguk. Gadis itu hanya mendengarkan para sahabatnya menebak siapa saja orang yang berada di balik email yang selama ini sering di terima olehnya. Meskipun sebenarnya ia sendiri mencurigai seseorang yaitu Kanzo. Namun hal itu merupakan dugaannya saja. Ia sendiri masih belum meyakini seratus persen kalau Kanzolah yang berada di balik email katak bertopeng itu.

"Tapi kalau menurut gue sih yang ngirim email kemungkinan besar pasti," Nadya terdiam sejenak. Ia sendiri sebenarnya tidak tahu. Gadis itu hanya ikut-ikutan menebak saja. setelah terdiam beberapa saat gadis gemuk itu kembali bicara. "Fauzan!"

"Ha!, Fauzan," kata Sanny.

"Enggak mungkin," kata Tara.

"Mungkin aja sih Tar," ucap Alvin.

Nadya memukul mukul lengan Sanny. "Bukan! maksud gue, itu ada Fauzan." Nadya menunjuk ke arah Fauzan. Nadya melambaikan tangannya, dan menarik perhatian Fauzan. Laki-laki itu menghampiri meja Nadya dan yang lainnya.

"Hai, kalian di sini," kata Fauzan.

"Iy, lo sama siapa?" tanya Nadya.

"Sendiri. Tadi gue habis dari toko buku terus mampir ke sini," ucap Fauzan.

"Oh ya udah gabung aja sama kita. Duduk sini," ucap Nadya.

Dan pada akhirnya Fauzanpun bergabung dengan mereka. Laki-laki itu duduk di samping Alvin.

"Kalian lagi ngobrolin apa kayanya seru banget," tanya Fauzan.

"Ini loh, si Sanny sering dapet email cinta dari katak bertopeng. Tapi dia sendiri gak tau siapa orang yang ngirim email itu," ucap Alvin.

Sanny sedikit melotot. "Bukan email cinta, cuma email biasa."

"Iya tapi kata-katanya romantis kan San," kata Tara.

Fauzan mengerutkan alisnya. "Katak bertopeng?"

"Iya, alamat emailnya, katakbertopeng@gmail.com. Lo kira-kira tau gak siapa orangnya. Mungkin temen sekelas kita," ucap Nadya.

Fauzan bersandar di sofa. Ia sedang berpikir tentang seseorang. Orang yang begitu ia kenal. Seseorang yang sangat menyukai katak dari kecil. Kanzo ya pasti Kanzo. Hanya orang itu yang ia tahu sangat menyukai katak. Tentunya Fauzan tahu, karena ia adalah sahabat Kanzo. Meskipun hubungan mereka saat ini tidak baik. Tapi Fauzan masih ingat betul di kamar Kanzo banyak mainan yang berbentuk katak.

Sanny menatap Fauzan yang terlihat sedang berpikir. Gadis itu bisa menebak siapa yang saat ini terlintas di benak Fauzan. Ia berharap agar laki-laki itu tidak menyebutkan nama Kanzo. Karena sahabat-sahabatnya pasti akan langsung menyerbu dirinya dan menggodanya. Apalagi saat ini ia sedang dekat dengan Kanzo. Fauzan menatap Sanny yang juga sedang menatapnya. Dari tatapan gadis itu Fauzan merasa sebenarnya Sanny sudah tahu siapa si pengirim email itu.

"Enggak tau," ucap Fauzan.

Sanny langsung menghembuskan napasnya. Ia merasa lega sekali Fauzan tidak menyebutkan nama Kanzo.

===

Kanzo memarkirkan motornya ditempat parkir yang ada di depan sekolah. Ia sudah menggunakan seragam yang lengkap dengan dasinya. Sebenarnya Kanzo paling malas menggunakan dasi, namun karena ini hari senin dan ia harus upacara, jadi terpaksa dirinya memakai dasi. Laki-laki itu datang tepat saat semua orang sedang mengambil posisi untuk berbaris. Kanzo melihat Sanny sedang berbaris di samping Alvin. Dengan senyuman khasnya, Kanzo memegang pundak Alvin dan memintanya pindah dengan paksaan yang lembut. 

Sanny menoleh ke arah kirinya. Gadis itu sedikit terkejut ketika Kanzo sudah berdiri di sampingnya. Kemana Alvin bukankah seharusnya dia berdiri di samping dirinya. Sanny melihat Alvin sudah berdiri di belakang Kanzo. Gadis itu menyipitkan matanya. Ia tahu kalau pasti Kanzo yang meminta Alvin untuk pindah.

Upacara sudah di mulai. Kegiatan yang seharusnya khidmat terusik oleh suara-suara bisikan di antara mereka yang sedang berbaris. Kanzo yang semula tidak menyadarinya perlahan mulai sadar bahwa ada sesuatu yang salah dengan orang-orang di sekitarnya.

Kanzo melirik dengan matanya. Ia lihat orang di dekatnya sedang saling berbisik. Tidak hanya satu atau dua orang, melainkan sebagian besar orang-orang yang berdiri di sekitarnya saling berbisik satu sama lain. Mereka terlihat sedang membagikan informasi penting yang dimana mereka tidak ingin dirinya tahu. Kanzo menoleh kebelakang ia menatap dua orang yang sempat melirik ke arahnya dan berhenti berbisik ketika sadar Kanzo sedang memperhatikannya. 

Kanzo menoleh kesana kemari, yang ia lihat semua orang saling berbisik. Ada apa sih dengan mereka?. Apa ada sesuatu yang belum ia tahu. Atau justru sesuatu itu menyangkut tentang dirinya. Kenapa mereka harus berbisik dengan cara seperti itu sih. Kanzo jadi semakin yakin pasti ada sesuatu yang salah. Ia semakin yakin ketika dirinya menatap seseorang yang sedang berbisik, mereka langsung berhenti ketika Kanzo menatapnya dan sedikit terlihat panik, seperti seseorang yang kepergok mencuri.

Di tengah kebingungannya tiba-tiba Kanzo terkejut. Ia merasa ada seseorang yang menggenggam tangannya. Laki-laki itu menoleh ke bawah ia lihat Sanny, ya Sanny menggenggam tangannya dengan erat. Kenapa? kenapa gadis itu menggenggam tangan Kanzo. Laki-laki itu masih menatap heran ke arah Sanny. Apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Sanny menggenggam tangannya.

Gadis itu masih menatap ke arah depan. Meskipun tangannya menggenggam erat tangan Kanzo namun pandangannya masih menghadap ke arah depan. Sanny menelan ludahnya ia tidak peduli apakah orang melihatnya atau tidak. Selesai upacara semuanya membubarkan diri dan kembali ke kelas mereka masing-masing. Namun tidak dengan kedua orang itu. Kanzo menarik tangan Sanny. Ia membawa gadis itu ke ruang kesenian yang sepi. Kanzo menutup pintu dengan rapat. Ada beberapa alat musik tradisional di dekat mereka berdiri.

"Ada apa? Kenapa semua orang bertingkah aneh?" tanya Kanzo, begitu ingin tahu tentang apa yang sedang terjadi.

Sanny menarik napasnya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Gadis itu sedikit ragu, apakah ia harus memberitahukan apa yang sebenarnya sedang terjadi atau tidak. Tapi, ia merasa bahwa Kanzo harus mengetahuinya. Karena cepat atau lambat Kanzo juga pasti akan mengetahui berita itu. Gadis itu mengambil ponsel dari sakunya dan menunjukan sebuah artikel di salah satu situs berita populer di internet. Mata Kanzo terbelalak membaca Artikel yang di tunjukan oleh Sanny.

ARINI SAFARA MEMILIKI ANAK HASIL HUBUNGAN GELAP.

Lihat selengkapnya