Selasa, hari kedua di minggu ini terlihat sangat cerah. Matahari bersinar terang, hembusan angin pelan membawa ketenangan. Sanny dan ketiga sahabatnya duduk di pinggir lapangan. Nadya sedang makan cemilan keripik ketang yang ia beli di awal jam istirahat. Alvin memegang minuman cokelat dingin yang juga ia beli di kantin.
"Kalian inget gak,"
"Enggak," celetuk Nadya.
"Gue belum selesai ngomong," ucap Sanny lalu melanjutkan ucapannya. "Kalian inget gak soal katak bertopeng yang pernah gue ceritain."
"Yang sering kirimin lo email setiap kali lo nulis di blog," ucap Tara.
Sanny meangguk.
"Kenapa memangnya San," tanya Alvin.
Sanny menarik napasnya. Ia menatap mata sahabat-sahabatnya. "Sekarang gue tau siapa orang di balik email itu."
"Siapa?" kata Tara.
"Kanzo," ucap Sanny.
"Ha! Kanzo!"
"Serius lo San."
"Lo tau dari mana?" tanya Alvin.
Sanny menghela napasnya. Ia menceritakan apa yang ia lihat di kamar Kanzo. Batinya berteriak keras, gadis itu sudah tidak memiliki rasa penasaran yang sama ketika pertama kali mendapatkan email misterius itu. Sementara para sahabatnya hanya tertegun. Para remaja itu terdiam sambil memikirkan sesuatu, kenapa Kanzo mengirimkan email itu dengan nama lain. Apa yang sebenarnya diinginkan oleh pria itu. Pertanyaan-pertanyaan itu muncul di dalam otak mereka, dan mereka sama sekali tidak tahu jawaban pasti dari pertanyaan itu.
"San, menurut lo kenapa Kanzo selalu kirim email itu setiap kali lo nulis di blog," kata Tara.
"Kenapa?"
Tara menatap satu persatu mata teman-temannya lalu terhenti pada mata Sanny. "Dia pasti suka sama lo."