Thakia sedang berenang di kolam renang yang terletak di halaman belakang rumahnya. Sementara Sanny hanya duduk di pinggir kolam sambil minum jus buah naga. Sanny menengadah ia menikmati sinar matahari pagi yang hangat.
"Sok cantik banget sih. Buruan berenang airnya dingin nih," ucap Thakia.
"Gue itu udah cantik, jadi gak perlu sok lagi," jawab Sanny.
"Iya sih cantik tapi sayang jomblo."
Sanny membuka matanya ketika kakaknya mengucapkan kata jomblo. Ia langsung tertunduk dan kembali memikirkan Kanzo, Fauzan dan juga Venira. Thakia berhenti tepat di dekat Sanny. Ia melihat wajah adiknya itu terlihat kusut. "Kenapa sih de, mikirin soal cinta ya,"
"Kok kakak tau?"
Thakia tersenyum. "Lo lupa ya kalau gue punya indera ke enam," ucap Thakia.
Sanny baru ingat kalau kakaknya memang memiliki indera ke enam. Bahkan terkadang Sanny suka di bikin takut dengan kemampuan yang dimiliki oleh kakaknya itu. Apalagi kalau Thakia mengatakan di sekitar Sanny ada hantu. Gadis itu lalu menatap mata kakaknya dalam. Seolah ia meminta bantuan meski tanpa meminta.
"Gak usah bingung sista! Datengin aja orangnya, minta dia untuk jadi seorang berani menungkapkan isi hatinya," ucap Thakia.
Sanny menghela napasnya, ia meangguk angguk tanda menyetujui apa yang di katakan oleh kakaknya. Gadis itu lalu berdiri dan berjalan meninggalkan kakaknya. Namun langkahnya terhenti ketika Thakia memperingatkan sesuatu padanya.
"Tapi jangan sakit hati ya! Dan jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan," kata Thakia.
Sanny mengerutkan alisnya ia berpikir apa maksud dari kakaknya itu. Sanny lalu berbalik dan masuk kedalam rumahnya.
===
Kanzo sedang menonton televisi di ruang keluarga. Ada cemilan keripik yang baru saja ia makan tergeletak di atas meja. Beberapa kali laki-laki itu mengganti saluran televisi. Kanzo menguap ia merasa bosan karena tidak ada acara tv yang menarik baginya. Di tengah kebosannya terdengar suara bel rumahnya berbunyi. Laki-laki itu berlari kedepan dan membukakan pintu rumahnya.
"Zo," ucap Venira yang berada di teras.
"Ra, ayo masuk," ucap Kanzo.
Gadis itu masuk. Sudah lama ia tidak datang kerumah itu. "Oh, iya, gue bawa makanan. Gue sendiri yang masak," kata Venira.
Di dapur Venira memindahkan makanan yang ia buat ke mangkuk. Ia lalu mengambil piring dan nasi. Sementara Kanzo duduk terdiam di meja makan. Sebenarnya tiga puluh menit yang lalu ia baru saja makan, namun rasanya ia tidak tega untuk menolak makanan yang sudah di buat oleh sahabatnya itu. Venira datang dengan membawa makanan yang ia buat. Gadis itu membuat Paella yaitu olahan nasi khas spanyol. Kanzo mencicipinya sambil mengacungkan jempolnya.
"Lo kalau masak memang enak," ucap Kanzo.
Venira tersenyum bahagia. "Lo hari ini ada kegiatan apa?" tanya Venira.
"Enggak ada kegiatan apa-apa. Di rumah aja."
"Bagus kalau begitu. Gimana kalau kita jalan, kita kan udah lama gak jalan-jalan bareng," usul Venira.
"Ide bagus, ya udah kalau gitu gue telepon Fauzan dulu ya."