PACAR SEKELAS

Frasyahira
Chapter #15

Latihan

Guru bahasa inggris masih ada di depan kelas. Semua murid di kelas 12-C mencatat apa yang di tulis di papan tulis. Kanzo yang duduk di pojok belakang kelas memperhatikan punggung Sanny sejak tadi. Hatinya tidak tenang. Sejak kemarin ia memikirkan gadis itu. Kanzo pikir Sanny pasti salah paham dengan apa yang dilihatnya kemarin. Laki-laki itu sebenarnya sudah berulang kali coba untuk menghubungi Sanny namun gadis itu tidak pernah menjawab teleponnya.

Kanzo memegang ponselnya ia mengirimi Sanny sebuah pesan. Gadis yang sedang fokus menulis di bukunya menyadari ponsel yang ia simpan di kolong meja bergetar. Sanny mengambil ponselnya dan melihat ada sebuah pesan masuk.

From Kanzo :

San, tar jam istirahat saya tunggu di ruang musik.

Sanny seolah tidak memperdulikan pesan itu. Ia hanya membacanya saja tanpa membalasnya. Gadis itu menaruh kembali ponselnya dan melanjutkan apa yang tadi sedang ia lakukan.

Jam istirahat suasana sekolah kembali ramai setelah tadi mati suri. Suara demi suara murid yang mengobrol maupun bercanda mengaung di sepanjang koridor sekolah.

Tara, Alvin dan Nadya sudah duduk di kursi kantin dengan semua makanan yang baru saja mereka beli. Nadya menuangkan saus sambal kedalam mangkuk baksonya. Sementara Tara dan Alvin tampak serasi dengan makan siomay bersama.

"Eh, Sanny kemana? perasaan tadi dia disana," ucap Tara memandang ke arah penjual mie ayam.

Nadya melihat ke arah jejeran para pedagang di kantin tapi ia tidak melihat ada Sanny yang sedang membeli makanan di sana. "Gak tau, ke toilet kali," ucap Nadya.

Tebakan Nadya salah, saat ini Sanny sedang berjalan ke ruang musik. Dari koridor tempat ia berjalan, Sanny bisa mendengar ada suara Saxophone di lantunkan. Semakin mendekati ruang musik telinga Sanny semakin jelas mendengar suaranya. Gadis itu menengok ke arah kanan. Ia melihat kedalam ruang musik melalui jendela. Sambil berjalan gadis itu melihat ada seseorang yang sedang meniup saxophone di dalam.

Sanny hanya melihat orang itu dari belakang. Ia belum tahu siapa yang sedang memainkan saxophone. Sanny sudah ada di depan pintu. Ia membuka pintu ruang musik lalu masuk kedalamnya. Ia lihat orang itu ada di dalam, masih melantunkan lagu dengan nada-nada yang indah. Sanny tidak tahu itu lagu apa. Namun dari nadanya gadis itu bisa menebak bahwa itu lagu cinta.

Orang berseragam putih abu-abu itu membalikan badannya dan masih memainkan saxophone. Mata Sanny terbuka lebar ia tidak menyangka orang yang ada di hadapannya adalah Kanzo. Laki-laki itu berjalan mengelilingi Sanny sambil melantunkan sebuah lagu romantis dengan saxophonenya. Gadis itu hanya diam saja sambil sesekali tersenyum.

Kanzo berhenti tepat di hadapan Sanny. Laki-laki itu menatap Sanny sangat dalam. Ia menghela napasnya dengan perlahan. Kanzo sedikit tersenyum lalu sesaat kemudian menunjukan mimik wajah yang serius.

"Saya mau minta maaf sama kamu. Yang kemarin itu bukan apa-apa. Kamu gak perlu takut. Kamu tau kan dia itu sahabat saya," ucap Kanzo.

Sanny tersenyum sedikit sinis. "Kenapa lo harus minta maaf sih, kita ini kan cuma teman sekelas gak lebih. Dan kenapa juga gue harus takut?" kata Sanny.

Kanzo menarik napasnya lagi, kali ini lebih dalam. "Sanny kamu tau kan yang kirimin email atas nama katak bertopeng itu saya. Coba deh kamu pikir kenapa saya selalu kirimin email itu ke kamu. Saya yakin kamu tau jawabannya."

"Ya taulah Zo, karena lo suka sama..." Sanny terdiam sejenak lalu kembali melanjutkan ucapannya "tulisan gue kan."

Kanzo mundur selangkah sambil menutup matanya. Ia merasa yakin betul gadis itu tahu betul apa yang ia maksud. Namun sepertinya Sanny sengaja mengelaknya.

"Oh, ya, gue mau tanya sesuatu, kenapa lo kalau ngomong ke gue pake saya, kamu, sementara ke yang lainnya enggak," ucap Sanny.

Kanzo tersenyum, ia menggaruk dagunya yang sebenarnya tidak gatal. "Latihan," jawab Kanzo.

"Latihan?"

Lihat selengkapnya