Pacar Sewaan

Daca Dacita
Chapter #4

4. A Pretty Guy

Kencan tentu tidak asing bagiku. Sejak aku puber, aku sudah biasa nge-date dengan cowok. Bahkan Sabtu malam lalu aku hang out dengan Erik Budiman sebelum dia dinas luar kota selama seminggu.

Tapi kencan yang sekarang sangat lain, karena teman kencanku adalah Olivia Pramita yang tidak kutahu sosoknya. Yang pasti pekerjaan dia bagus, berkelas, dan modern seperti semua klien boyfriends.

Untuk tugas penyamaran ini, Gorga mengutus sepupunya untuk bertindak sebagai konsultan kepribadian, Febian Ariesbowo.

Sebenarnya Fe adalah seorang konsultan perencanaan keuangan. Tapi karena dia seorang yang "multitalent" -  siang pakai pantolan malam pakai gaun – maka kurasa dia orang yang tepat menemaniku berdandan malam ini. Dia juga meminjamiku kostum. Dia adalah lelaki yang langsing sehingga ukuran kami sebelas duabelas.

Sudah dua kali aku berganti kemeja karena badanku seperti kilang minyak. Produksi keringatku melonjak sejak Gorga memberi tugas absurd ini. Bahkan karena tugas gila ini aku sampai rela memangkas rambut curly sepundakku dan menggantinya dengan model pixie. Harusnya sih pakai wig saja, cuma aku benar-benar alergi wig. Alergi yang aneh.

Sejak pukul 4 sore aku berdandan di depan kaca besar di "kantor". Pertama, membebat dadaku yang dihuni bukit mungil ini hingga rata. Memakai kaos dalam ala lelaki dan terakhir memakai kemeja biru muda. Setelah itu, membeber peralatan make up-ku yang kubeli satu set Rp 300 ribu di olshop, di luar conclear dan foundation. Lalu memutar klip tutorial make up tranformasi wanita jadi pria di Youtube yang sudah puluhan kali aku putar.

Lihat selengkapnya