Pacaran?Gak deh SAH AJA DULU

Sinta Anggraini
Chapter #1

Hari Bahagia Justru Menjadi Hari Terburuk

Pagi hari, Ria sengaja bangun lebih pagi, untuk memberikan sebuah surprise kepada Ayahnya yang hari ini berulang tahun.

"semoga ayah suka sama kue nya, aamiin"

Seusai shalat subuh, Ria berjalan kearah kamar Ibu dan Ayahnya, dengan membawa kue yang berisi lilin angka 60 itu.

"selamat ulang tahun ayahhhh, semoga ayah sehat selalu, dan selalu bisa bersama sama seperti ini, aamiin"

ayahnya terkagum dengan perlakuan anak tunggalnya, ia meniup lilin itu, dan saling berpelukan.

"ayah, ibu. Ria sangat bangga memiliki orangtua seperti kalian berdua"

"ayah juga sangat bangga memiliki anak seperti kamu Ria,ya kan bu"

"iya dong yah, Ria ini anaknya kuat, dan juga selalu bersemangat,ibu sayang sama kamu nak"

ria sangat beryukur karena memiliki orangtua seperti mereka,yang selalu mendukung ria dalam hal apapun itu.

"ayo kita duduk di ruang makan, kita sarapan bersama"

"ayo yah, bu"

mereka bertiga nampak sangat bahagia bisa sarapan bersama sama lagi, setelah ibunya lama pergi ke luar kota untuk bekerja.

"ayah, ria boleh kan,kalo sementara ini magang di cafe dekat sini? lumayan ko yah, bu gaji nya, yaaa ria bisa nabung untuk masa depan ria, dan juga ria gak lupa, untuk ayah dan ibu"

"hmm ibu sih setuju saja, kalau ayah gimana?"

"ayah setuju juga, tapi... "

"tapi?"

"tapi kamu harus di jemput, tidak boleh berangkat sendirian"

Ria tidak mengerti dengan perkataan ayahnya, siapa yang ayahnya maksud,ria tidak mengerti.

"maksud ayah?"

"ria, kamu itu sudah dewasa, memangnya kamu tidak mau, melihat ayah sama ibu gendong cucu?"

"ayah, ria kan mau kerja dulu, ria tidak mau terlalu terburu buru untuk menikah,lagi pula jodoh ria juga belum terlihat"

ibunya tersenyum saat ria mengatakan jodohnya belum terlihat.

"kamu pikir hilal? sudah terlihat atau belum?"

"hahaha iya juga ya bu"

Ria selesai sarapan, ia langsung pamit kepada kedua orangtuanya untuk berangkat magang.

"Ayah, Ibu. Ria berangkat kerja dulu ya, Assalamualaikum"

"iya hati hati sayang, waalaikumsallam"

Ibu Ria berhenti sarapan, dan membicarakan hal penting kepada suaminya.

"ayah, ayah gak perlu mengatakan itu semua sekarang, belum waktunya ayah"

"bu, umur ria sudah pantas untuk menikah, dan Hendro juga sudah seringkali meminta untuk bertemu sama ria, pokonya ayah akan segera mengatur pertemuan mereka berdua"

Ayahnya berdiri dan meninggalkan istrinya sendirian di meja makan.

"ayah tunggu"

Ria yang sampai di cafe tempat ia magang, ia terlihat sangat bersemangat menjalani hari pertama kerjanya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam, Ria Ariani ya?"

"iya bu benar"

"silahkan kesini,ada hal yang mau saya sampaikan"

"oh baik bu

Manajer Ria memanggil untuk meminta Ria agar selalu menyambut kedatangan Bos nya di setiap hari Selasa.

"saya mau minta tolong sama kamu, tolong kamu sambut ketika bos kita dateng,disetiap hari selasa"

Ria tidak mengerti dengan ucapan Manajer Cafenya.

"Maaf, tapi maksud nya bagaimana ya bu? Menyambut?"

"iya ria, soalnya begini, tahun kemarin, bos kami merasa tidak puas dengan anak yang magang disini, ia tidak pernah menyapa bos kami, hal itu membuat bos kami jenuh,sehingga bisa memberhentikan masa magang nya "

"ohhhh iyaiya bu, saya mengerti, tenang aja bu,saya tidak akan sama seperti itu, saya akan selalu memberikan yang terbaik untuk cafe ini"

"baik, terimakasih banyak ya ria, kalau gitu kamu bisa langsung ke kasir untuk bekerja, sekali lagi terimakasih, selamat bekerja"

"terimakasih juga bu atas infonya, saya keluar dulu, Assalamualaikum"

"waalaikumsallam"

cafe itu terlihat sangat ramai akan pengunjung yang datang, dan kebanyakan mereka semua adalah anak muda yang datang bersama pacarnya di cafe.

"kalo bisa langsung menikah, kenapa mesti pacaran gitu yaa, suka bingung sama anak jaman sekarang" ucap ria dalam hati.

"Jadi berapa totalnya mba? Coffee latte 1, Cake Red Velvet nya 1"

Ria terdiam saat melihat laki laki yang ingin membayar di kasir, lelaki ini sangat memenuhi semua tipe ria.

"mba?"

"astagfirullah maaf, hmm apa saja tadi?"

"coffee latte nya 1,cake red velvet nya 1"

"jadi 80ribu"

"okey, ini uangnya"

"terimakasih"

laki laki itu menjawab telpon yang masuk dari handphone nya.

"halo assalamualaikum warrahmatullahhi wabarakatuh mah, ada apa?"

lelaki itu sembari berjalan kearah luar cafe, ria yang menatap laki laki itu langsung menyadarkan dirinya, bahwa hal yang ia lakukan tadi adalah bagian daripada zina mata.

"ASTAGFIRULLAH, KENAPA, KENAPA AKU, ASTAGAAAA, GABOLEH, GABOLEH RIA GABOLEH!!!!"

Setelah bos nya datang dan membuka pintu cafe itu, semua karyawan langsung membereskan sesuatu yang terlihat berantakan.

"Ria, Handphone lo taro di tas" ucap seorang barista.

"emang kenapa sih? Emang Ganggu kerja?"

"bukan gitu, bos kita gak suka, kalo karyawan nya kerja, sambil main hp"

"tapi gue kan gak mainin roy" ketus ria.

Bosnya masuk untuk mengecek kondisi cafenya.

"Selamat pagi pak"

"Pagiii pakk" ucap Ria.

pemilik cafe itu terdiam saat melihat Ria,ia seperti mengingat wajahnya.

"dia ini, bukannya anak dari teman ayahku? gadis yang ayah ingin jodohkan sama aku, untuk apa dia bekerja di cafeku?" ucapnya dalam hati.

"kamu karyawan baru?Siapa nama kamu?" ucap hendro, pemilik cafe.

"iya pak benar, nama saya Ri.... "

"Pak Hendro, di panggil ibu di dalam" ucap staff administrasi.

"oh oke saya kesana sekarang" ucapnya.

Ria merasa bahwa laki laki itu pernah ia temui, tapi dengan tidak sengaja.

"roy,kayanya gue pernah deh ketemu sama si bos, tapi dimana ya, gue lupa juga sih"

"Ah perasaan lo aja kali ri, Bos kita itu baru aja pulang dari luar negeri, makanya selama bos di luar negeri, Ibu Medina yang ngurus cafe" ucap roy,pengurus barista cafe.

"iya kali ya, yaudah deh lanjut kerja"

Selesai bekerja, Ria merapihkan barang barangnya dan segera pamit kepada ibu medina, selaku manajer di cafe itu.

"Assalamualaikum bu,Ria pamit pulang duluan ya"

"ria tunggu,ini ada file bos yang ketinggalan, kamu kejar bos kita ya, paling dia masih di depan cafe"

"oh baik bu, Assalamualaikum"

"waalaikumsallam"

Ria membuka pintu cafe dengan cepat dan mencari keberadaan bosnya.

"Pak maaf, ini file bapak tertinggal di ruangan bu medina"

Hendro membuka kacamatanya dan memastikan bahwa gadis yang di depannya adalah calon istrinya nanti.

"kamu Ria?anak dari Bapak Adhy?"

"i.... iya pak, kok bapak tau?"

"hmm terimakasih atas file yang sudah kamu antarkan, oh ya saya punya satu pertanyaan untuk kamu"

"pertanyaan apa pak?"

"kamu percaya terhadap takdir?"

Lihat selengkapnya