PADA 1000 BANGAU KERTAS

Rian Widagdo
Chapter #1

1

Seribu lilin tak akan cukup menerangi duniamu

Tapi cukup dengan satu sahabat akan dapat menerangi duniamu

 

Kalian percaya tidak? Katanya kalau kita bisa membuat seribu bangau kertas, maka keinginan kita akan terkabul. Itu, sih, kata orang-orang di negeri sakura sana. Kalau secara logika jelas tidak ada hubungannya antara seribu bangau kertas dengan terkabulnya suatu keinginan. Kecuali kalau kita menjual bangau-bangau kertas itu, laris, kemudian kita bisa dibuat kaya karenanya. Itupun kalau keinginan kita berhubungan dengan materi, dan dengan catatan ada orang bodoh yang mau membeli 1000 bangau kertas dengan harga mahal. Kalau memang ada yang demikian, hampir dapat dipastikan kalau keinginan duniawi kita bakal terkabul. Hanya saja itu akan sangat sulit mengingat daya jual bangau-bangau kertas amatlah sangat rendah kalau tidak boleh dikatakan tidak ada daya jualnya sama sekali.

Namun ada dua orang anak manusia yang mempercayai mitos tersebut. Mereka adalah Dimas dan Damar. Mereka masih duduk di bangku kelas VI SD dan mereka sudah bersahabat sejak kecil. Mungkin karena mereka sama-sama hidup dan dibesarkan di rumah-rumah gubuk di pinggiran rel kereta api. Bukan hanya itu, bahkan rumah mereka juga bersebelahan. Lebih dari itu, yang paling membuat mereka akrab seperti saudara karena mereka sama-sama mempunyai pekerjaan sambilan sebagai pemulung untuk membantu orang tua mereka, dan terutama karena mereka sepertinya sudah ditakdirkan untuk menjadi sahabat sejati.

Selain itu mereka juga merupakan sosok anak yang dapat dibanggakan oleh siapa saja yang pernah mengenal mereka, terutama oleh orangtua mereka sendiri tentunya. Bagaimana tidak bangga kalau setiap caturwulan mereka selalu menduduki kursi juara di kelas—kebetulan mereka juga satu kelas. Kalau tidak Damar yang juara satu dan Dimas yang juara dua, pasti yang terjadi adalah sebaliknya. Dan karena kepandaian mereka itu mereka selalu mendapatkan beasiswa. Berarti dengan ini mereka kembali dapat meringankan beban orang tua mereka.

Namun kepandaian mereka ini tidak mengurungkan niat mereka untuk tetap membuat seribu bangau kertas, dengan harapan agar keinginan mereka dapat terkabul.

Lihat selengkapnya