Yang bergandengan tangan tidak selamanya teman
Dan yang mengangkat pedang tak selamanya lawan
Tapi yang di pundaknya penuh dengan air mata itu
Sudah pasti seorang sahabat
Musim sudah berganti berkali-kali. Dan tanah yang dipijak pun terasa sudah berbeda. Namun segala yang dimiliki dalam hati sudah seharusnya tidak berganti.
Bagi Dimas dan Damar, sahabat tetaplah sahabat. Tak peduli walaupun mereka seperti melihat orang yang berbeda di hadapannya. Tak peduli walaupun mereka seperti mendengar suara yang berbeda dari mulut sahabatnya. Tapi mereka tahu bahwa itu hanya topeng sang waktu, yang siapa saja mau tidak mau harus mengenakannya di kemudian hari.
Sekarang mereka sudah menginjak lantai SMA, dan lagi-lagi mereka satu sekolahan. Walaupun tidak berada di sekolah favorit lantaran masalah finansial yang mereka hadapi—zaman itu beasiswa belum sebanyak sekarang, bahkan bisa dibilang tidak ada—tapi mereka yakin prestasi tidak dicetak dari sekolahan, melainkan dari diri sendiri. Bahkan di SMA ini-pun prestasi mereka berdua masih mencorong, sehingga lagi-lagi mereka tidak perlu menyusahkan orang tua mereka dengan biaya pendidikan, karena pihak yayasan bersedia membantu mereka.
Saat ini bangau kertas mereka sudah mencapai jumlah 945 buah. Semakin bertambah umur entah kenapa intensitas produksi bangau kertas mereka semakin menurun. Mungkin karena terlalu banyaknya tugas sekolah. Atau mungkin juga karena logika mereka sudah mulai berkembang, bahwa bangau kertas tidak akan pernah bisa membawa mereka ke mimpi-mimpi tertinggi mereka.
Meskipun demikian mereka masih membuatnya sesekali. Iseng, sembari bercengkrama mengisi waktu luang. Atau sebuah kebiasaan yang belum bisa ditinggalkan.
Pada saat jumlah bangau kertas mereka sudah mencapai 998 buah, tiba-tiba kapal persahabatan mereka berubah halauan. Entah siapa yang memulai terlebih dahulu, tapi permata persahabatan itu kini mulai retak. Persahabatan Dimas Setya Nugraha dan Damar Inggit Prasetya kini sudah kandas. Sebenarnya belum resmi kandas, sih, hanya saja sikap Dimas akhir-akhir ini seperti mendeklarasikan diri bahwa dia sudah tidak sudi lagi bersahabat dengan Damar. Demikian sudah bisa mengindikasikan ke arah sana. Perpecahan ikatan persahabatan mereka.