Pada akhirnya, penjahatnya menang.

Avieshan
Chapter #9

Raja

-Pandora/Artha-

Setelah kembali dari kuil, rasa sakit dan luka akhirnya mengejarnya. Artha jatuh dari terbangnya dan terkapar di lapangan istana. Ia memutuskan untuk ke istana sebelum ke markas, untuk mengabarkan raja soal benda hitam yang keluar, dan kematian Arun. Namun sebelum kakinya menyentuh tanah, penglihatannya kabur, dan sekarang ia terbaring di ruang perawatan dengan sayap terbalut.

Artha melirik kalender di atas jam. Hampir dua hari ia tidak sadarkan diri. Seharusnya Arun sudah benar-benar mati sekarang.

Artha bisa menolongnya, mungkin seharusnya ia menolongnya, tapi tidak ada lagi di kehidupan ini untuk Arun. Artha tahu rasanya menjadi pahlawan, ia tahu semua gemerlap pesta perayaan, semua penghargaan dan semua hadiah, tidak bermakna apa-apa. Menjadi pahlawan tidak se-menyenangkan itu. Mungkin memang lebih baik bagi Arun untuk selesai.

Renungannya berhenti saat pintu ruangan dibuka, beberapa dokter masuk dan menanyakan kabarnya. Artha membalas dengan lembut selagi mereka memeriksa luka-luka di tubuhnya. Dokter memberi tahu bahwa sayap Artha dalam proses penyembuhan yang cepat, patah, tapi hampir sembuh. Melihat perkembangannya mereka bilang Artha bisa kembali terbang besok. Setelah itu mereka keluar untuk memanggil Raja dan meninggalkan Artha sendiri.

Ia tahu tubuhnya memiliki penyembuhan yang cepat, semua ini bukan natural, melainkan dilatih. Artha sudah dilatih menjadi pahlawan sejak umurnya 8 tahun. Sayapnya berkali-kali patah, tubuhnya berkali-kali memar, dan proses penyembuhan selalu semakin cepat. Saat sayapnya pertama dipatahkan saat umurnya 9 tahun, membutuhkan sebulan agar ia bisa terbang kembali. 

Pintu diketuk, namun yang mengetuk tidak menunggu izin untuk masuk.

Tidak ada yang salah dengan itu, seorang Raja tidak perlu izin di istananya sendiri.

“Yang mulia.” Pandora menyapa dengan hormat, dibalas dengan anggukan.

“Bagaimana kabarmu, Pandora?” Sang Raja duduk di kursi yang memang disediakan untuknya.

“Aku sudah lebih baik, yang mulia, mereka mengatakan besok aku sudah bisa terbang kembali.” Pandora mengulangi ucapan para dokter.

“Hm, kau terlihat cukup sehat untuk terbang hari ini.” Tentu saja, bagaimana bisa Pandora lupa, ia harus terus mendorong tubuhnya ke arah yang lebih baik.

“Tentu yang mulia, saya akan kembali ke reruntuhan kuil sore ini.” Janji Pandora.

“Laporkan padaku apa yang terjadi disana.” Perintah Raja.

Lihat selengkapnya