-Ivy/Arun-
Seluruh tubuhnya terasa sakit. Seperti habis dipukuli, atau terinjak gajah. Rasanya membuka mata saja seperti hukuman, seperti ada yang menaruh lem dan jarum untuk membuatnya tertutup rapat. Arun mencoba merasakan bagian lain tubuhku sebelum membuka mata, mencoba mengingat apa yang-
Oh.
Bagaimana bisa lupa, semalam ia dan Pandora melawan Night dan Day. Arun masuk ke dalam kuil, setelah Pandora membawa Day keluar. Tubuhnya merinding mengingat suara yang muncul saat tubuh Pandora menghantam pohon. Dan senyum Day… Arun harus berhenti memikirkan hal yang menyeramkan sebelum memar di tubuhnya bertambah parah karena bergetar ketakutan.
Setelah itu, yang ia ingat hanya berlari ke dalam. Berusaha menggapai patung itu lebih cepat dari Night, tapi mereka memegangnya bersamaan. Dan Arun menatap matanya. Oh matanya. Putih. Arun belum pernah melihat Magia dengan mata putih sebelumnya. Seperti tidak ada apa-apa disana, kosong.
Lalu patung itu bergetar dan…
Mungkin Night menyerangnya. Itu mungkin terjadi. Arun tidak bisa membayangkan bagaimana Night menyerangnya sampai-sampai seluruh tubuhnya terasa seperti tertabrak kereta.
Mata Arun membelalak memikirkan implikasi dari Night menyerangnya. Ia baru saja terbangun dari tidak sadarkan diri, artinya Pandora lah yang mengurus sisanya. Arun tercekik memikirkan bagaimana Pandora kesulitan mengurusnya dan menyelamatkan dunia di waktu yang bersamaan. Pandora pasti kesulitan harus mengurus semuanya sendirian, membawanya pulang, mengobatinya, lalu bicara dengan polisi. Arun tidak bisa diam disini. Mungkin belum terlambat baginya untuk membantu.
Arun menarik napas dan menutup mata lebih erat sebelum membukanya. Perlahan penglihatan yang kabur berlapis, menyatu dan dapat diterima otaknya. Matanya mengecil lagi saat menabrak lampu kamar yang terlalu terang. Arun berpikir untuk mengganti lampu itu. Ia memindahkan kekuatan yang ia gunakan untuk membuka mata, ke punggung dan leher. Serangan nyeri menjalar hingga seluruh wajah, membuatnya reflek mengernyit. Arun berani bertaruh punggungnya masih belum mau bergerak. Tapi tidak ada waktu, jika ia ingin membantu Pandora, ia harus bangun sekarang.
Dengan sedikit tenaga yang tersisa, Arunmenarik napas, dan bangun.
Ini bukan kamarnya.