PADA LANGIT YANG BERKACA-KACA

Noy15
Chapter #3

BAB 3-- Balas Budi

Andini berbaring di ranjangnya dengan pandangan yang menerawang. Sesekali dia mengusap matanya yang berair.

Ya, dia sudah menangis sejak kemarin, dan matanya mulai sakit.

Andini sedang menghadapi masa paling gelap dalam kehidupannya sebagai anak tunggal keluarga Handoko. Dia hamil dan tidak jelas siapa ayah bayi yang dikandungnya.

Sebelum melapor pada Papa dan Mama, Andini sempat mencari keberadaan Tony, Abimanyu dan Rey. Namun tidak ada satu dari lelaki itu pun yang bisa ditemui. Sepertinya Rudy sudah menceritakan kehamilannya dan para lelaki itu sebisanya menghindar dari jangkauan Andini.

Belakangan Andini tahu kalau Rudy sudah mengambil cuti kuliah dan pulang ke Riau. Sementara Andini tidak pernah tahu alamat rumah Rudy di Riau.

Rey tiba-tiba sudah menghilang entah kemana. Menurut salah satu temannya, dia ke Singapura untuk mempersiapkan skripsinya.

Sementara Tony dan Abimanyu juga tidak diketahui keberadaannya. Bisa jadi mereka masih di Jakarta tetapi mencoba menghindari Andini sebisanya.

Meskipun kalut luar biasa, Andini tidak punya rencana untuk mengugurkan kandungannya. Gadis itu pernah menonton film soal remaja yang mengugurkan kandungan kemudian meninggal. Membayangkan saja sudah membuat Andini ngeri.

Kemarin malam akhirnya Andini mengaku pada Papa dan Mamanya. Seperti yang dia duga, keduanya murka dan menginterogasi siapa ayah dari janin di kandungannya.

Ketika Andini tidak bisa menjelaskan, Mama langsung histeris sementara Papa memukul-mukul dinding hingga buku-buku jarinya berdarah.

Selanjutnya Papa dan Mamanya pun bertengkar.

Papa menyalahkan Mama.

Mama menyalahkan Papa.

“Inilah akibatnya kalau kamu ngga bisa menjaga anak. Jadi pelacur dia. Sampai hamil tapi tidak tahu benih siapa,” kata Papa kasar.

“Kok Papa jadi menyalahkan Mama? Ini karma untuk Papa yang suka tidur dengan perempuan muda,” kata Mama tidak kalah garangnya.

Andini yang melihat pertengkaran Papa dan Mamanya cuma bisa tergugu, menangis karena kedua orang tuanya saling menyalahkan tanpa ada solusi. Bahkan ketika Andini akhirnya pergi dari tempat itu, Papa dan Mamanya masih berdebat.

Sikap kedua orang tuanya memang sangat buruk. Secara materi Andini memang tidak kekurangan, tetapi keluarga kecil mereka itu tidak punya ikatan cinta sama sekali.

Papa sibuk dengan perusahaan dan perempuan simpanan dimana-mana.

Mama sibuk dengan teman-teman sosialita dan, Andini yakin Mamanya juga punya pacar.

Mereka tidak pernah mesra kalau bertemu. Selalu mirip kucing dan tikus. Andini berada di tengah-tengah.

Kadang Andini berpikir Papa dan Mamanya mungkin masih bersama karena dirinya. Padahal dia tumbuh besar sendirian tanpa bimbingan, apalagi kasih sayang keduanya.

Sudah 24 jam dia berkurung di dalam kamar. Bahkan Andini tidak merasakan lapar sama sekali meskipun makanan untuknya diantar asisten rumah tangga langsung ke kamar.

Andini terlalu sedih.

Lihat selengkapnya