Apa yang kau lakukan di malam Jumat kliwon? Pertanyaan yang terluncur dari bibir Anjeli, ketika untuk pertama kali, kakiku menginjak rumahnya. Saat itu, memang bertepatan malam Jum’at Kliwon. Jawabanku hanya mengerutkan kening, tidak mengerti akan pertanyaannya yang tiba-tiba. Dia tertawa renyah sambil mengaduk kopi dalam cangkir. Kemudian dia melangkah ke ruang tamu dengan empat cangkir kopi di sebuah nampan yang ia bawa dengan hati-hati.
Dan di ruang tamu, Bapak Anjeli sedang mencari sesuatu di dalam laci. Sementara ibunya yang sedari tadi di dapur, mengeluarkan secobek nasi lengkap dengan urap dan ikan asin. Baunya menguar sedap terhidu olehku. Ibu Anjeli menaruhnya di atas tikar pandan yang digelar di atas lantai kayu yang tidak lagi kokoh.
“Malam Jum’at ini kau bersama kami akan melakukan sesuatu yang mungkin kau belum pernah melakukannya,” Mata Anjeli tidak menoleh sama sekali. Kedua tangannya sibuk menaruh cangkir-cangir kopi itu di atas meja kayu yang kusam.
Ibu Anjeli tersenyum, duduk menghadap secobek nasi urap. Kemudian Bapak Anjeli menyusul membawa beberapa tusuk dupa, beberapa kemenyan dan diletakkannya barang-barang asing itu di sisi nasi urap. Keliatannya seperti akan digelar suatu prosesi.
“Ini ritual bulanan kami, untuk tolak balak, Nak Lukman,” Bapak Anjeli tersenyum ke arahku, lalu tangannya menyalakan korek api dan dihidupkannya dupa juga kemenyan. Bau asing yang tidak pernah kuhirup sebelumnya, menguar seketika memenuhi ruangan rumah panggung Anjeli. Menerobos ke hidungku, turun ke kerongkongan, lalu perutku terasa mual.
“Ini Pak, buku yasinnya,” Ibu Anjeli mengulurkan buku yasin ukuran saku kepada Bapak Anjeli.
Kepercayaan apa yang mereka anut? Islam tidak pernah mengajarkan membaca ayat Al-Qur’an dengan ritual serupa ini.
“Agama kami juga Islam, Nak Lukman. Seperti kamu,” Ibu Anjeli menatapku, seolah-olah ia mengetahui pertanyaan yang mengganjal hatiku. Kemudian matanya memicing ke arah Anjeli yang melangkah mendekati nasi urap. Aku benar-benar tidak tahan berada di antara mereka. Namun, untuk menghargai mereka, aku turut serta dan aku tidak mampu untuk membantah ritual yang mereka lakukan.