Ali merangkak kabur, tapi salah satu lengannya langsung diangkat ke udara hingga pemuda itu bisa berhadapan dengan mulut si placula itu.
Mulutnya menganga kemudian menggigit kaki Ali yang masih tersisa. Giginya begitu tajam hingga tulang Ali bersentuhan langsung dengannya.
Keringatnya mengucur deras dan pemuda itu memukul kepala si placula secara membabi buta, tapi placula tersebut bahkan tidak bereaksi. Bagaikan memukul ke arah baja tebal, bukannya tergores, yang ada malah menyakiti tangan sendiri.
Si placula bersiap mengoyak kaki Ali dan di saat itu pula, Ali mengerahkan segenap jiwanya demi bertahan hidup lalu memukul langsung dengan sisa tenaga dan tekadnya.
*BRUK!
Kepalan Ali membekas di kepala placula. Si placula melepaskan gigitannya ketika tersentak hebat oleh pukulan tadi.
Ali menyentuh tanah sekali lagi, tapi kali ini bukan dengan perutnya, melainkan punggungnya.
Si placula menggoyang kepalanya kemudian memandang Ali.
*Brwush!
Kobaran api tiba-tiba muncul di antara Ali dan si placula.
Makhluk raksasa itu pun terkejut dan mundur perlahan sembari melihat sekitar.
Ali pun ikut kebingungan, kobaran api besar tersebut bukanlah kobaran api alami.
“Kau tidak apa –” seorang pemuda muncul entah dari mana dan terdiam ketika melihat penampilan Ali. “Apa kau pasukan PNS?”
Ali menggeleng dengan napasnya yang tidak karuan. Si pemuda tidak ingin bertanya lebih lanjut karena ia lebih tertarik melihat monster besar yang berada di hadapannya.
“Tidak penting, yang penting adalah mengalahkan placula itu. Aku sudah membunuh beberapa kelas pluto dan kulit mereka tidak setebal yang mereka bilang.”
Mendengar pernyataan itu, mata Ali membelalak seketika. “Tidak, jangan! Kau tidak paham!”