Eleanor Grice / Rostry
Felix Grice
Aku membuka mataku perlahan, merasakan sakit di kepala, aku meraba dahiku dan disana terasa ada kain yang membalut kepalaku.
Melihat sekeliling dan aku seperti menyadari ada yang berbeda, kamar yang sekarang aku tempati terasa dua kali lebih besar dari kamar yang biasa aku tempati. Kamar ini lebih banyak didekorasi oleh warna coklat pudar dengan sedikit perabotan yang benar-benar hanya diperlukan.
Di ruangan ini hanya ada beberapa meja, lemari, kursi dan meja rias tanpa banyak atribut lain yang mendukung, terkesan sangat sederhana dan elegan.
Aku mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke mataku ini. Ingin memejamkan mata kembali mencoba mengira ini semua hanya ilusi dan bagian dari mimpi, tapi rasa haus kini menyerang. Melihat ke samping terdapat meja dengan segelas air, aku berusaha untuk meraihnya namun entah kenapa tanganku seperti tak ada tenaga sama sekali bahkan untuk mengambil segelas air yang berada sangat dekat denganku.
Gelas yang berisi air itu jatuh dan menimbulkan suara pecahan kaca yang cukup keras 'PRANGG' .Aku berniat untuk bangkit dan membersihkan kekacauan yang aku buat, namun sayangnya seluruh badanku benar-benar terasa seperti jelly, tak bertenaga dan benar-benar sulit bergerak.
Aku hanya bisa duduk dan bersandar pada ranjang kamar. Tak tau apa yang terjadi, padahal sebelumnya aku merasa sangat sehat, namun kenapa tubuhku tak berdaya dan terasa sangat kurus sekali.
Tak lama pintu kamar itu terbuka, menampilkan seorang pelayan yang seperti datang untuk membersihkan ruangan ini, begitu dia membuka pintu pandangan nya langsung terarah padaku dan dalam sekejap Alat-alat kebersihan yang dia bawa terjatuh ke lantai.
Dia terlihat begitu terkejut melihatku seperti melihat hantu, namun tak lama dia segera menghampiriku dengan linangan air matanya. Dia memegang tanganku memastikan aku benar-benar hidup.
"Nyonya syukurlah anda sudah sadar, saya sangat senang nyonya bisa membuka kedua mata nyonya"
Pelayan itu melepas tanganku lalu segera menyusun beberapa bantal untuk tempatku bersandar. Aku hanya memperhatikan apa yang dilakukan nya, walaupun aku tidak tau siapa dia.
"Euhmm...?? Tunggu dulu sebentar" aku mencoba menatap lekat-lekat wajah pelayan itu, seingatku di kediaman Rostry tak ada pelayan yang akan melayani dan bersikap dengan ramah seperti ini, apakah dia pelayan baru, sehingga belum tau siapa aku
"Nyonya apakah anda merasa sakit di suatu tempat?, ah maafkan saya, benar, harusnya saya panggilkan dokter terlebih dahulu untuk memeriksakan keadaan nyonya"
Pelayan itu akan pergi, namun aku memegang tangan nya dengan lebih erat supaya dia tidak pergi dulu dari sini
"Sebentar, maaf tapi apakah kau pelayan baru dikediaman rostry ini?" aku bertanya sambil menatap matanya bingung, berharap dia bisa memberikan jawaban dari beberapa kebingungan ini.
Bukannya menjawab, namun pelayan itu malah semakin menangis tersedu dengan pertanyaan ku. Dia memegang tanganku kembali kali ini lebih erat dari sebelumnya seperti orang yang menguatkan.
"Nyo-nyonya ini saya mia. Pelayan yang selalu bersama anda di-dikediaman Girce. Sa-saya tahu anda mungkin masih mengingat keluarga anda dikediaman Duke Rostry, t-tapi saya.... "
Pelayan yang bernama mia itu tersendat-sendat menyampaikan apa yang ingin diungkapkan nya. Dia hanya menundukan kepalanya sambil menangis.
"Tunggu, apa maksudmu Grice? Memangnya sekarang ada dimana aku? Kenapa aku bisa kesini?" aku sungguh tak mengerti semua ini.
Mia terlihat berusaha menguatkan dirinya sendiri, lalu tak lama dia menghapus air matanya sendiri dan menatapku dengan tatapan sendu