Sebait yang terucap, kini harus siap kuungkap. Meski sebelumnya tak saling mengenal, ada baiknya kita mendekat serta menjawab beberapa tanya yang telah memangkal. Menjauh dari sebuah sapa, hanya akan memberikan luka. Mendekat untuk bercerita, kelak akan menjadikan temu lebih bermakna.
Hai! Aku adalah seorang gadis remaja saat kali pertama kita berjumpa—yang berhati gembur nan mudah menitikkan air mata. Menjadi yang terakhir ketika aku terlahir. Sebelumnya, terdapat dua lelaki baik yang saat ini kupanggil dengan sebutan kakak. Bahkan saat keduanya bersedia menjadi teman untuk hari-hariku, ada banyak tanya yang ingin kuberikan kepada mereka. Bagaimanakah keadaan hati yang dirasa saat aku ada di dalam hidupnya?
Sesaat kupejamkan kedua mata, untuk mengingat kembali kejadian demi kejadian yang terkenang dan beberapa yang sudah menghilang. Hanya cuplikan haru dan bahagia tertampak di pikiran. Hanya terasa keutuhan yang tak pernah ada celah memisah hingga denyut yang berusaha untuk menyudut.
Now! I'm a teenager. Menjadi anak bungsu yang terdidik oleh kelembutan dan ketegasan peduli dari dua pahlawan kehidupanku, bagiku hidup di usia yang seperti ini adalah kesenangan yang dapat aku rasakan. Perhatian yang mencurah tak pernah sirna menghiasi suasana hati. Pun juga senyum yang selalu tercipta dari empat manusia hebat yang tak pernah bosan melindungi diri ini.