Paintease

Delima Ami
Chapter #12

Kursi di Balik Layar

Seperti biasanya, hari ini waktunya untuk berolahraga. Seluruh anak-anak Taman Kanak-kanak kompak memakai pakaian khusus untuk olahraga. Aku mencari Dino di tengah ruang kelas—dia sudah siap untuk berolahraga.

"Dino, ayo…." ajakku tanpa menghiraukan teman-teman di sekitar.

Dino pun mengangguk dan bergegas menghampiriku yang berada di ambang pintu kelas.

"Noni, ayo baris. Yuk sama kita aja. Ayo...."

Tak sampai Dino mendatangiku, aku tertarik oleh Vita dan Rara yang tiba-tiba ingin berbaris bersamaku.

"Eh iya, ayo. Ayo. Kalian jalan dulu aja, aku sama Dino. Hehe," ujarku seakan menolak mereka.

"Ih, kamu kok sama cowok terus, ayo sama kita aja. Dino biar sama yang lain."

Tarikan mereka cukup kuat, hingga akhirnya aku mengalah dan meninggalkan Dino tanpa melihat bagaimana raut mukanya saat ditinggalkan.

Aku merasa heran dengan mereka berdua, tumben banget gitu ajak aku untuk bergabung dengan mereka. Hoho, ya kan selama ini aku paling akrab dengan Dino saja. Paling kalau yang sesama jenis, hanya Vio saja. Itupun waktu kami latihan kemarin. Bahkan sampai sekarang pun tidak ada komunikasi lagi.

"Noni, aku mau tanya ke kamu," ucap Vita yang menghentikan langkah kami bertiga tepat di sekitar ayunan merbu.

"Iya, silakan Vita."

"Kamu tuh sebenarnya sama Dino apa sama mas Sandi? Kok centil banget," celetuknya padaku.

Aku tertegun sesaat, mencerna ucapan dari Vita yang tak mampu kuolah. Atau aku sendiri yang tidak paham apa sih maksud dia tanya begitu kepadaku.

"Mmm, maksud Vita apa ya? Kok langsung tanya Dino sama Sandi." Aku menyela dengan kalimat tanya yang benar-benar kuungkap dari kebingunganku saat ini.

"Tuh kan Vit, percuma kamu tanya ke dia. Dia nya aja lola. Hahaha," sahut Rara seperti sedang mengataiku.

"Ada apa sih kalian berdua, seperti ada masalah gitu sama aku?" celetukku penuh kehati-hatian.

"Gini Noni. Kamu boleh dekat sama mas Sandi. Tapi jangan dekat sama Dino. Dino itu punya aku, kamu tahu kan? Udah kamu sama mas Sandi itu lebih baik. Biar Vita bisa main tiap waktu dengan Dino." Jelas Vita yang cukup berbelit kata hingga aku tak bisa lagi mencerna.

"Aku sama Din...."

"Noni...."

Ucapku terhenti di saat ada anak laki-laki yang memanggilku. Aku membalikkan badan, oh ternyata Dino.

"Hhaa...."

"Haii Dinooo... Hehehe," sapa Vita dan Rara secara kompak.

Lagi-lagi ucapku terjeda. Baiklah, mumpung ada Dino. Aku sekalian mau bertanya kepadanya dihadapan Vita dan Rara, ya kali aja Dino bisa bantu aku mencerna ucapan mereka.

"Oh iya Dino, aku boleh tanya enggak."

Lihat selengkapnya