Paintease

Delima Ami
Chapter #19

Lelucon si Tuan Kacang


28 hari sudah kami berpuasa selama di bulan Ramadhan. Aku, kak Aba, dan kak Ari sedang mengisi beberapa stoples makanan untuk diisi dengan kue-kue mungil buatan ibu. Biasanya kami bertiga membagi tugas untuk mengisi berbagai macam kue. Sebagian besar ibu membuat kue kering yang pembuatannya menggunakan oven.

Ada satu macam kue yang belum ibu buat. Yaitu kue kacang. Biasanya sebelum diolah, kami harus mengelupas kulit-kulit si kacang supaya membantu ibu agar mudah dalam menggilis kacang-kacang tersebut. Setelah memasukkan kue putri salju, aku pun segera mengelupas kulit-kulit kacang.

"Wow! Cukup banyak juga si kacang-kacang ini," celetukku memecah sunyi.

"Dikupas ya, jangan sampai dimakan," ledek kak Aba seakan aku akan melahap habis si kacang ini.

"Huh. Itu kan Kak Aba. Hahaha, eh atau Kak Ari. Hihihi," tampikku melempar ledekan.

Kak Ari hanya menirukan suara tawaku. Cukup sudah membuatku gemas. Tiba-tiba saja aku ingin menjahili mereka berdua. Setelah situasi kembali hening, aku bersiap untuk menuntaskan misi konyolku. Kak Aba dan kak Ari sibuk menutup stoples-stoples.

"Kak awas di atas ada lebah! Awas Kak, di atas Kakak." Aku setengah berteriak.

Kak Ari terpancing mendongak ke atas dan sedikit melongo. Oke sasaran aman! Kemudian kak Aba pun spontan melirik ke arah atas dengan sedikit melongo juga. Hmmm, akan sedikit sulit si sasaran yang satu ini.

Aku mengambil dua biji kacang, hahaha. Aku ingin tertawa. Kebetulan sekali si lebah ini datang seperti sedang membantuku. Aku melemparkan ke arah kak Ari dan kak Aba. Sial sekali! Rupanya hanya ke kak Ari saja yang lolos. Kak Ari segera mengeluarkan biji kacang tersebut. Karena dia sedang berpuasa. Kak Aba yang tak terkena biji kacang—tertawa puas atas kegagalan misiku. Sedang kak Ari hanya menampakkan wajah gemas yang tersirat kesalnya.

"Hahaha, bocah gemblung," ledek kak Aba terhadapku.

Aku membalas dengan tawa juga, hahaha.

"Kok Kak Aba tau sih? Hohoho," celetukku berusaha atur strategi.

"Ya tau dong. Enggak kayak Ari. Duh, mau aja diusilin si Noni. Hahaha."

Lihat selengkapnya