Tiba-tiba kak Aba mencari alasan, "Emang kita mau kemana ya Ri?"
Kak Ari pun sejenak berpikir, "Emmm, iya ya kemana ya?"
"Tuh kan sok lupa. Padahal Noni pengin ikutan juga, biar dapat teman baru. Hmmm."
Padahal baru aja pengin gabung, mereka pakai akting sedang amnesia. Gimana tidak gemas.
"Hahaha, hahaha. Iya. Iya Dek."
Aku pun tersenyum dengan sangat lebar dan melahap habis makanan yang ada di piring makan ini.
***
"Kak, aku lelah. Pengin naik dipunggung Kakak," ucapku pada kak Ari.
Kami bertiga sudah memulai perjalanan silaturahmi di setiap rumah warga sekitar. Tidak hanya kami saja, ada dik Tasya bersama kakaknya. Dan juga anaknya bude yang telah menghadiahiku tas merah beroda kala dulu.
"Harus jalan sendiri, udah gede kok minta gendong," sahutnya seperti menolak.
"Haaa, pegel nih. Noni pingsan aja kali ya?" desakku sedikit mengancam.
"Eh ya jangan Dek. Hmmm, abis ini kita sampai di rumah wak Bening. Sabar aja," tawar kak Ari mematahkan keinginanku untuk tidak jalan kaki.