Pal in Love

Bentang Pustaka
Chapter #3

Cewek Sensi vs Cowok Nyebelin

Fakta lucu. Kesal adalah awal dari kebiasaan memikirkan seseorang.

Pagi ini Kia bertemu Nazla di tempat parkir sekolah. Nazla tentu berangkat dengan Evan dan saat ini mereka baru turun dari mobil. Kia, yang sedang melintas di halaman sekolah, kebetulan melihat Nazla melambai-lambai dari kejauhan sehingga langsung menghampirinya.

“Hai, Van!” sapa Kia kepada Evan, yang tersenyum hangat. Sebagai teman sekelas, menurut Kia, pacar Nazla itu memang paling ramah dibandingkan dua sahabat dekatnya.

Nazla mengajak Kia berjalan bersamanya membuntuti langkah Evan. “Lagi ada tugas yang belum dikerjain nggak, Ki? Kalau nggak ada, ikut aku nonton basket di pinggir lapangan, yuk?” ajaknya.

Kia menggosok dagunya, berpikir sebentar. “Yuk, deh! Gue free, kok!” Ia nyengir lebar.

Sesampai di lapangan, ternyata sudah banyak anak cowok bermain di sana. Kata Nazla, mereka semua anggota tim basket SMA Gading. Selain latihan rutin bersama coach sesuai jadwal kegiatan ekstrakurikuler, anak basket rutin berlatih sendiri pada pagi hari sebelum bel masuk berbunyi dan juga ketika istirahat pertama. Tidak ada yang menuntut hal itu. Semuanya kemauan mereka sendiri karena bermain basket merupakan cara mereka bersenang-senang bersama.

“Kita duduk bareng Andra aja, ya!” Senyum Kia tersapu seketika karena Nazla langsung menariknya untuk menghampiri Andra. Ingin rasanya Kia mengajak Nazla mencari tempat lain, hanya saja ia butuh alasan yang bagus untuk itu. Dan, sialnya Kia sama sekali tidak punya.

“Pagi, Ndra! Sudah sarapan?” Nazla menyapa sepupunya sebelum ikut duduk.

“Udah.” Andra menegakkan kepala. Raut santainya berubah ketika melihat Kia. Seakan-akan ingin memberi tahu bahwa dirinya tidak suka dengan kehadiran Kia, Andra langsung mengangkat buku paket biologi ke depan wajahnya dan kembali membaca. Sementara itu, Kia mencibir habis-habisan dalam hati. Menurutnya, sikap Andra sangat tidak sopan.

Tanpa menghiraukan debu-debu kering di lantai semen lapangan, Nazla dan Kia duduk begitu saja tanpa alas. Mata mereka berbinar antusias menyaksikan serunya permainan yang sedang berlangsung. “Setiap pagi lo nontonin Evan begini, Naz?” tanya Kia.

“Nggak setiap pagi juga, kok. Kalau lagi senggang aja,” jawab Nazla. Kia hanya ber-oh ria. Sekarang, dua cewek itu meneruskan kegiatan menonton. Sesekali keduanya ikut bersorak ketika Evan, Azka, atau beberapa orang yang dikenal berhasil mencetak angka.

“Ck! Berisik banget, sih. Nonton, tuh, mata aja yang kerja kali, mulutnya nggak usah!”

Lihat selengkapnya