Satu persatu siswa mulai masuk kelas, begitupun dengan Natali ssaem yaitu guru bahasa korea ku.
"Annyeonghaseyo yeorobun," sapa Natali ssaem.
"Annyeonghaseyo seonsaengnim," jawab kami semua.
"Jeomsim meogeosseoyo?" Natali ssaem bertanya kepada kami apakah sudah makan atau belum.
"Ajig," kami kompak menjawab belum.
"Jinjja, ajig an meogeosseoyo?" Natali ssaem bertanya kembali, apakah benar kami belum makan.
"Ne," kami menjawab iya.
"An~~najunge sueob hu sigsa ye," ledek ssaem tersenyum meminta kami untuk makan setelah kelas bahasa korea selesai.
"Yahhh, kirain mau ditraktir makan," ledek Syilla, sontak ssaem dan yang lain tertawa.
"Bulan depan ssaem traktir ya," ledek ssaem.
"Yaahh kalau bulan depan laparnya udah ilang dong," timpal Syilla, ssaem tertawa kecil.
"Oke yeoreobun, eoje iyagihaessdeon naeyongeul gieokhasineun bun issnayo?"
Natali ssaem bertanya, apakah kami masih ingat materi apa yang kemarin dibahas di kelas.
"Susja segi," kami menjawab kompak bahwa kemarin materi yang dibahas tentang menghitung jumlah.
"A~~ majayo. Oneul uriga museun yaegireul haneunji asineun bun issnayo?" Natali ssaem tepuk tangan, untuk mengapresiasi kami, karena sudah menjawab dengan benar, kemudian Natali ssaem kembali bertanya kepada kami, materi apa yang akan kami bahas hari ini.
Aku mengangkat tangan, ssaem melihatku dan berseloroh.
"Ne, oneul-eun eotteon jujereul darulkkayo?" Natali ssaem mempersilahkanku dan mengulang kembali pertanyaannya.
"Seolmyeong sigan," aku menjawab bahwa hari ini kami akan membahas materi tentang penjelasan waktu.
"Majayo, oneul-eun sigan-e daehae iyagihae bogeseoyo," Natali ssaem tepuk tangan, dan dia bilang bahwa hari ini kami akan membahas tentang penjelasan waktu.
Kelas pun berlangsung dengan kondusif dan seru, kami mendengarkan dengan seksama materi yang diberikan oleh Natali ssaem, tidak hanya memberikan materi, Natali ssaem juga meminta kami untuk melakukan percakapan dalam bahasa korea dan sesekali melakukan tanya jawab.
Dua jam sudah aku mengikuti kelas bahasa korea hari ini, saat kami akan siap-siap pulang, tiba-tiba saja Natali ssaem bertanya apakah di sini ada yang ikut menonton pertunjukan seni budaya Korea dan Indonesia di Taman Ismail Marzuki.
"Yeoreobun, geuraha bakti budaya-e gabosin bun gyeseyo?"
"Jeo-neun Sinla-wa hamkke, ssaem," aku menjawab pertanyaan Natali ssaem bahwa aku dan Syilla akan datang ke acara tersebut.
"Kila-wa jeodo galkeyo," selain itu Caca juga menjawab pertanyaan Natali ssaem bahwa dirinya dan juga Keyla akan datang.
"Ada lagi yang ikut?" tanya ssaem, tapi siswa lain hanya menggeleng.
"Oh yaudah gak apa-apa kalau gak ada yang ikut lagi, eh kalian naek apa ke sana?"
"Aku sama Caca naek motor sih ssaem," ujar Keyla.
"Kalau kalian naek apa?" tanya ssaem kepadaku dan juga Syilla.
"Kita naek taksi online ssaem," jawab Syilla.
"Oh yaudah kalau gitu bareng aja gimana?" tanya Caca.
"Eh boleh tuh, kita bareng-bareng aja naek taksi online, ssaem yang pesen taksi onlinenya ya," ujar ssaem kemudian memesan taksi online diponselnya, kami berempat pun hanya mengangguk dan tersenyum.
Satu persatu siswa mulai meninggalkan kelas dan mengucapkan terima kasih kepada Natali ssaem, begitupun dengan kami berlima yang juga meninggalkan kelas, dan berjalan menuju keluar gerbang kampus.
"Udah dapet ssaem taksi online nya?" tanyaku yang berjalan sejajar dengan Natali ssaem.