Palung Mariana

Nisya Nur Anisya
Chapter #12

SEGARA

1 jam perjalanan, akhirnya aku tiba di halte IRTI Monas, aku melihat Eira sudah duduk menungguku di halte tersebut, aku berjalan menghampirinya.

"Sorry Ra, lo pasti lama ya nunggu gue?"

"Nggak kok, orang gue aja baru nyampe, udah sih slow, kek ama siapa aja lu. Yaudah yuk naek, bus nya udah ada noh," tunjuk Eira ke arah bus yang terparkir tepat di depan halte kami duduk saat ini.

Aku dan Eira bangkit dari duduk, dan berjalan menuju bus tingkat tersebut, kami berdua melakukan tap in, aku dan Eira naik ke lantai 2, terlihat sudah banyak pengunjung lain yang berdiri paling depan, untuk menikmati perjalanan kali ini, karena di depan sudah penuh, akhirnya aku dan Eira mau tidak mau berdiri di samping kiri, sekitar 15 menit kami menunggu bus berangkat, akhirnya pemandu bus tingkat ini naik ke lantai 2, dan memberikan arahan serta track yang akan dilalui nantinya.

Saat aku sedang mendengarkan arahan pemandu bus tersebut, tiba-tiba saja, ponselku berdering, aku merogoh ponsel tersebut di dalam tas. Kutatap layar tersebut, ternyata satu pesan dari kak Amanda.

Kak Amanda

Emg biasa casting bisa akting ya ka nis?

Riana

Insha allah kak, soalnya pernah akting

juga waktu di kampus ikut ukm cg

Kak Amanda

Siyaap noted ka, amann berarti..

Semoga bsk lancar ya ka

Riana

AminnšŸ¤²

Aku kembali memasukkan ponselku ke dalam tas, tidak lama kemudian, bus melaju, senyumku perlahan mulai berkembang dibibir merah muda ini, aku menatap Eira dengan senyum bahagia, begitu pun dengan Eira yang menatapku sambil tersenyum lebar.

Sepanjang perjalan, walaupun kupingku fokus kepada pemandu bus yang sedang menjelaskan, namun pandanganku tetap menatap lekat setiap sudut kota Jakarta yang dipenuhi oleh gedung-gedung pencakar langit.

"Hari ini inner child gue bahagia," gumamku menatap gedung-gedung pencakar langit tersebut.

"Sama gue juga," ujar Eira tersenyum menatap gedung-gedung pencakar langit yang kami lewati.

Mari bertahan sampai tahun besok, kau boleh pergi jika ternyata tahun besok mengecewakanmu lagi. Batinku, aku tersenyum menatap langit.

Lihat selengkapnya