Kini pagi sudah menyambut dengan lembut, cahayanya masuk melalui celah-celah tirai jendela kamar Lee Kang In dan membelai lembut wajah putihku, perlahan mata sipitku mulai terbuka, aku menggeliat beberapa detik, kemudian bangkit dari tidurku dan duduk.
Pandanganku menatap jendela beberapa detik, kemudian beralih menatap Lee Kang In yang masih tertidur pulas. Aku berdiri dan berjalan menuju dapur dengan langkah gontai, beberapa kali aku mengucek mata dan menguap. Tiba di dapur, aku melihat ke sekeliling mencari bahan masak untuk sarapan pria menyebalkan itu.
Namun, aku tidak menemukan satu pun bahan untuk dimasak, hanya ada satu bungkus roti tawar, selai cokelat dan susu kotak besar, tanpa berpikir panjang, aku pun langsung membuatkan Lee Kang In roti selai cokelat dan menuangkan susu putih tersebut ke dalam gelas.
Selesai semuanya rapih, aku berjalan menuju kamar Lee Kang In, sambil membawa roti selai cokelat yang kutaruh di atas piring putih dan segelas susu putih, tiba di kamar, aku langsung menaruhnya di laci samping tempat tidur, kemudian mengambil baskom bekas mengompres Lee Kang In tadi malam.
Aku menatap pria itu beberapa detik, kemudian berjalan keluar kamar dan pergi menuju dapur untuk menaruh baskom tersebut, selesai baskom kusimpan di westafel, kini langkahku berjalan keluar rumah.
Dua menit kemudian, aku tiba di rumahku, aku melempar tubuh kecilku ke atas kasur dan menatap langit-langit kamar beberapa menit, setelah itu pergi menuju kamar mandi. Tujuh belas menit kemudian, aku keluar dari kamar mandi, badanku terasa lebih segar setelah mandi.
Aku berjalan menuju dapur dan mengambil satu roti tawar, kemudian mengambil satu slice keju dan menaruhnya di atas roti tersebut, langkahku kini berjalan menuju kulkas, aku mengambil botol merah yang berisikan air dingin, kemudian berjalan menuju kamar dengan membawa roti keju di sebelah kanan dan botol minum di sebelah kiri.
Tiba di kamar, aku langsung berjalan menuju meja belajar, kutaruh botol minum tersebut di atas meja belajarku, kemudian memakan roti keju yang sudah kubuat tadi, sementara tangan kiriku menekan tombol power laptop.
Saat tangan kiriku mengarahkan kursor ke adobe photoshop, tiba-tiba saja ponselku berdering, aku bangkit dari duduk dan berjalan menuju kasur, kemudian mengambil ponsel yang tergeletak di atas kasur, kutatap layar ponsel tersebut, ternyata pesan WhatsApp dari grup Mondiblanc, aku kembali berjalan menuju meja belajar, sambil membuka pesan tersebut.
Lexi
A. Update minggu ini per departemen
1. Tim konten : Masih tahap produksi
2 poster untuk story ig
2. Tim Marketing Outreach: Masih tahap
riset untuk cari potential partner
3. Tim Workshop Assistant: Sejauh ini
masih observasi dulu untuk system
kelasnya mau gimana.
4. Lexi dan Fini lagi di tahap bikin Q&A,
bola di Lexi. Ini untuk kebutuhan
registrasi dan outreach.
5. Sejauh ini dari 6 kelas, baru ada 1 kelas
(video post) yang konfirmasi bersedia ngajar,
dan mereka lagi sesuaikan silabus.
6. Tim PR dan Outreach akan lebih aktif ikut
kalau ada meeting dengan pihak ke 3
7. Untuk timeline akan dibuat per kelas, dan
day to day nya akan lebih keliatan siapa
ngerjain apa (lagi diurus selma)
B. proyeksi yang akan dilakukan di minggu ini:
1. Upload story ig untuk awareness
2. Tim marketing outreach akan meeting
untuk bahas gimana cara komunikasi
dengan calon partner, sistemnya gimana,
teknisnya gimana.
3. Progres Q&A bisa selesai minggu ini
4. pengajar prodes akan dikontak besok di jam kerja.
Silahkan kalau shella dan manteman mau nambahin atau nanya
Setelah membaca pesan grup, aku menaruh ponsel di atas meja belajar, dan melanjutkan makan roti tawar tersebut. Aplikasi adobe premier sudah terbuka, tanganku mulai menari lincah di atas mouse untuk mendesign poster.
Setelah roti tawar tersebut habis, aku mengambil botol minum dan meminumnya, kemudian melanjutkan mendesign poster. Jarum jam terus berputar, namun aku masih tetap di posisi awalku, design posterku kini sudah hampir selesai, senyum tipis terukir dibibir merah mudaku.
Ponselku berdering, aku meraih ponsel yang tergeletak di samping kiriku, dan menatapnya, ternyata pesan WhatsApp dari grup KFJ. Saat aku membuka pesan WhatsApp tersebut, ternyata tawaran casting dari kak Sanjani, seketika mata sipitku membelalak saat melihat informasi tersebut, tanpa berpikir panjang, aku langsung mengirimkan pesan pribadi kepada kak Sanjani.
Riana
Kak syaratnya apa aja buat jd talent?
Kak Sanjani
Tar sy info ya
Riana
Okay kak ditunggu info selengkapnya