PANCA-GILA : Ucup left The Group

Alvin Raja
Chapter #2

Kawan Pertama

Belasan murid perempuan yang sedang berkumpul di dekat gerbang sekolah langsung berteriak histeris ketika mobil Alphard tersebut menurunkan seorang murid laki-laki berparas rupawan dengan kaca mata hitamnya yang masih Ia kenakan.

Seraya Ia berjalan melewati Gapura SMA Nusantara, murid-murid tersebut tak berhenti meneriakkan namanya.

“Andre! I love you! Aku bakal coblos papa kamu supaya jadi yang nomor satu!” Teriak salah seorang murid perempuan yang tampak sangat tergila-gila akan kehadiran Andre.

Andre yang tadi sedang berjalan tiba-tiba berhenti sejenak dan menolehkan pandangannya ke arah kerumunan murid perempuan tersebut sambil melepaskan senyuman manisnya ke arah mereka.

“Thank you babe. I love you too!” jawab Andre singkat disertai dengan kedipan genitnya untuk murid tersebut. Siswi itu langsung berteriak kegirangan.

Andre lalu lanjut berjalan menuju kelasnya dengan senyuman lebar yang masih tersungging di bibirnya.

Dari arah yang berlawanan tampak Renata Bersama dengan Kevin dan Kezia yang baru saja kembali dari kelas Ucup.

Hey guys! “ ujar Andre dengan penuh semangat.

“Hmmm ada yang habis tebar pesona lagi nih kayaknya.” Sindir Renata.

“Oh jelas! Kalo gak suka tebar pesona bukan Andre namanya.“ lanjut Kevin dengan sedikit tertawa.

“Eh kalian ini ya! Baru ketemu temennya bukannya disambut malah dikatain. Sini-sini berpelukan yuk.” Jawab Andre sambil memeluk mereka bertiga.

“Ishh apaan sih. Pake peluk-peluk segala. Bau tau!” protes Renata.

“Eh mohon maaf ya. Ini gue pake Parfum paling mahal dari Perancis. Kepin tuh yang bau.”

“Woy! Kampret loe ye. Dasar anak juragan. Sombong amat! Gue kasih ketek gue baru tau rasa lu.”

Kevin dan Andre pun saling kejar-kejaran sambil tertawa lepas.

“Aduh kalian ini kok kayak anak kecil aja sih? Malu ah diliatin murid-murid lain. Katanya kita Murid teladan yang paling berkelas? Tapi kelakuan kok kayak anak SD.” Akhirnya Kezia membuka suaranya.

“Yes ma’am. Sumpah kangen banget gue sama sosok keibuan loe jo!” jawab Andre dengan tawa.

“Udah yuk masuk ah. Bentar lagi mau bel.” Renata akhirnya memimpin mereka bertiga menuju kelasnya di lantai atas.

Bel masuk berbunyi. Begitu tiba, Wali kelas Ucup kembali meminta dirinya memperkenalkan diri secara resmi di hadapan teman-teman sekolahnya.

“Halo. Nama saya Yusuf Masadi. Biasa dipanggil Ucup. Saya dari Desa Sukamadu dan baru saja pindah ke Capital Batavia minggu lalu. Salam kenal semuanya.”

“Selamat datang Ucup. Mulai hari ini kamu jadi keluarga SMA Nusantara. Untuk semua murid di kelas ini, Ibu minta nanti pada jam istirahat kalian berkenalan dengan Ucup ya.” Tidak ada jawaban dari murid-murid lain. Suasana di kelas itu terasa sangat dingin. ”Okay ucup, silakan duduk ya.”Menyadari situasi semakin canggung, Wali Kelas mereka akhirnya cepat-cepat mengakhiri sesi perkenalan.

Segera setelah Ucup duduk, Ia mendengar beberapa murid di belakangnya yang sibuk membicarakan dirinya.

“Emangnya anak ini siapanya Renata sih? Kok sampe segitunya ya dibelain?” ujar salah satu dari mereka.

“Mungkin sepupunya kali coy. Udah ah gak usah ladenin anak ini. Takut gue nanti dihajar si Renata.” Jawab temannya yang lain.

Pelajaran akhirnya dimulai. Hari itu satu menit terasa seperti satu jam bagi Ucup. Ia merasa tidak betah berada di sekitar orang-orang yang membencinya. Bahkan teman sebangkunya saja tidak sudi menatap matanya.

Bel istirahat berbunyi. Ucup langsung siap-siap bergegas menuju kantin. Pandangan sinis dari teman-teman sekelasnya membuat Ucup merasa tidak nyaman. Tak seorangpun berani mengganggu Ucup lagi. Namun di saat yang bersamaan dapat terlihat jelas ketidaksukaan mereka akan keberadaannya.

Dalam perjalanannya menuju kantin, di sepanjang koridor sekolah Ia mendengar banyak orang-orang membicarakan suasana Kantin yang mendadak gempar. Mereka dikejutkan dengan kehadiran Empat siswa-siswi nomor satu di SMA Nusantara yang untuk pertama kalinya dalam sejarah menunjukkan batang hidung mereka di Kantin umum sekolah. Ucup langsung teringat akan pesan Renata tadi pagi yang meminta Ucup menemuinya di kantin sekolah. Ia lalu bergegas berjalan menuju toilet untuk memperbaiki penampilannya.

Lihat selengkapnya