Siang itu langit tampak cerah. Namun tidak dengan perasaan Andre. Sudah tiga puluh menit lamanya Ia melamun di atas rooftop memandangi para murid di kelas bawah yang sedang asyik bercengkerama. Seorang perempuan yang sejak tadi mengamatinya dari kejauhan akhirnya datang menghampiri dan memeluknya dari belakang.
“Hi babe. Dari tadi aku perhatiin kamu ngelamun aja. Are you okay?” Sapaan perempuan itu seketika memecahkan lamunannya.
“Hey jangan pelukan disini ah. Nanti kalau dilihat murid-murid di bawah gimana?” Ujar Andre sambil melepaskan dekapan perempuan itu.
“Ih kok pertanyaanku gak dijawab? Are you okay?” Perempuan itu kembali bertanya.
“No. I’m not okay.” Jawab Andre dengan terus terang.
“Why?” tanya perempuan itu.
“Ya cowok mana yang bakal ngerasa ‘okay’ ngelihat pacarnya kasih perhatian lebih sama orang lain?” Keresahan yang selama ini Ia pendam sendiri akhirnya tumpah juga.
“Andre, are you serious? You are jealous over Ucup? You know me right? He is not my type! Aku cuman kasian aja sama dia.“ jawab Renata sambil tertawa.
“Not your type, tapi gandeng aja terus sampe tangannya kapalan.” Protes Andre.
“Emang bisa ya kapalan karena gandengan? Ya udah sini aku gandeng tangan kamu juga kalo gitu. Biar kapalan bareng-bareng kita.” Renata mencoba menggoda Andre sambil menggenggam tangannya.
“Apaan sih re? Gak lucu ah.” Andre tidak mau menyambut gurauan Renata.
“Ihh kamu ini kenapa sih? Gitu aja kok bete?” protes Renata.
“Gitu aja kamu bilang? Sekarang kalo situasinya dibalik. Misalnya Aku deketin cewek lain dan kasih perhatian lebih buat dia, apa kamu gak akan marah?”
“Oh come on. We are talking about Ucup here. And after all, you know how much I love you. right? Kamu harus percaya dong sama aku. I promised, cuman kamu aja yang ada di hati aku babe.” Renata kembali mencoba meluluhkan perasaan kekasihnya sambil memeluk pinggang Andre.
“Re, nanti diliatin anak-anak dibawah bisa jadi bahaya.” Ujar Andre sambil melepas pelukan Renata.
“Urghh, I’m so sick with all these backstreet thing. Pacaran tapi kok berasa kayak kucing-kucingan.?” Protes Renata.
“Ya mau gak mau kita memang harus terus sembunyi-sembunyi seperti ini, setidaknya sampai pemilu selesai nanti.” Jawab Andre.
“I wish May 2022 would come really soon and we can leave this country together.” ujar Renata sambil menarik nafas dalam.
“Sabar ya sayang. Tinggal sepuluh bulan lagi. We’ve been doing this for a year already right? So only about half way to go. Ya kecuali kalau kamu udah terlanjur berpaling ke lain hati.”
“Berpaling ke Ucup maksudnya?” tanya Renata sambil tertawa.
“Oh kamu memang udah berencana untuk berpaling ke dia ya? Baguslah kalo begitu.” Jawab Andre yang kembali terbakar cemburu.
“Aduh babe kamu ini tambah cute deh kalo lagi cemburu. Sering-sering yah. Biar makin ngegemesin.” Ujar Renata sambil mencubit pipi Andre.
“Aduh aduh sakit!”
Terdengar suara langkah kaki yang datang mendekat menuju area rooftop. Andre dan Renata langsung menjaga jarak dan berpura-pura sedang melihat ke dua arah yang berlawanan.
“Woyy kalian ngapain sih berduaan disini? Kayak lagi pacaran aja?” tegur Kevin.
“Ngomong apaan sih loe? Ih amit-amit dah gue pacaran sama Andre.” Bantah Renata yang salah tingkah.
“Oh emangnya gue segitu menjijikkannya ya buat loe?” tanya Andre yang mulai merasa tersinggung.
“Ih kok lu sensi amat sih jadi orang?” sahut Renata.
“Duh kalian ini kayak Tom & jerry aja ya. Udah yuk buruan turun. Dah mau masuk nih.” Ajak Kezia.
“Eh kalian tau gak? Si anak baru itu sekarang lagi di kelas sibuk ngerjain tugas gue loh! Ternyata gak cuman jago matematika dia cuy. Fisika juga bisa!“ Jelas Kevin dengan bersemangat.