Ini sudah hari ketiga sejak Renata absen dari sekolahnya. Meja kosongnya menjadi sebuah pemandangan yang ganjil mengingat dirinya selama ini tidak pernah bolos sekolah. Begitu bel pulang berbunyi, Kezia akhirnya langsung menyampaikan keresahannya.
“Guys.. Akhir-akhir ini kalian ngerasa ada yang aneh dengan Rere gak sih? Dari kemarin kita chat di grup dia gak respon. Gue telepon hapenya mati. Dia tiba-tiba ngilang gitu aja kayak ditelan bumi.” Ujar Kezia.
“Gue denger-denger sih katanya Renata lagi kurang sehat dan gak mau diganggu.” Sahut Kevin.
“Denger dari siapa?” Suara Kezia mulai meninggi. “Pasti elu diem-diem ketemu bokap lagi kan?”
“Jo, lu jangan perlakukan gue kayak orang berdosa gitu dong. Masa mau ketemu bokap sendiri aja gak bisa?” Protes Kevin.
“Dari dulu elu kan emang kayak gitu. Gak pernah bisa jaga perasaan nyokap. Bokap aja terus yang lu belain.”
“Ehh.. Lu jangan ngomong gitu ya..” Kevin mulai terpancing emosi dan bangkit dari tempat duduknya.
“Udah udah!” Ucup akhirnya angkat suara untuk melerai mereka berdua. “Tadi kan kita lagi bahas soal Renata. Kok malah jadi nyebar kemana-mana?” Pernyataan Ucup langsung membungkam mulut mereka berdua, meskipun masih terlihat jelas kekesalan di wajah Kevin dan Kezia.
“Jadi sekarang Renata ada di rumahnya?” tanya Ucup kepada Kevin.
“Iya cup. Tapi kata….” Kevin terdiam sejenak dan memutuskan untuk mengolah ulang kata-kata yang hendak Ia sampaikan. “Tapi yang gue denger, Renata lagi gak mau dijenguk siapapun. Gue juga gak tahu persis alasannya apa.” Kevin menoleh ke arah Andre. “Kalo elu gimana ndre? Rere ada kabarin lu gak?” Tanpa Andre duga, kini pertanyaan malah ditujukan kepadanya.
“Oh.. Gue juga gak denger apa-apa dari dia.” Jawab Andre yang terlihat berusaha keras menutupi kegugupannya. Setiap kali teman-temannya menyinggung soal Renata, Andre kerap menduga mereka mencurigai hubungan rahasianya dengan Renata.
“Tapi jujur gue khawatir banget. Gimana kalo kita kasih surprise visit buat dia? Gimanapun juga Rere kan sahabat kita. Apalagi kalo dia lagi sakit pasti butuh dukungan dari kita semua.” Kezia akhirnya menyampaikan rencananya.
“Saya sih setuju-setuju aja." ujar Ucup.
Kevin tampak berpikir keras sebelum akhirnya Ia memutuskan untuk menggangguk mantap. “Well, gue rasa gak ada salahnya juga sih buat nyoba jenguk dia. Worst case scenario, palingan kita diusir sama security-nya.” Ujar Kevin. “Lu nanti ikut juga ya ndre.”
“Ummm.. Okay.. Nanti kabari aja mau ketemuan jam berapa.” jawab Andre singkat. Seolah tidak ingin memperpanjang pembicaraan, Andre langsung berdiri dari tempat duduknya.
“Gue cabut duluan ya.“ ujar Andre. Kevin dan Kezia membalas salamnya, namun tidak dengan Ucup. Hingga akhirnya, Andre berinisiatif untuk bertanya kepadanya.
“Cup, boleh bicara sebentar diluar?”
Ucup terkejut bukan main mendengar ajakan Andre barusan. Ia yang dari tadi berusaha keras menghindari kontak mata dengan Andre akhirnya tidak bisa mengelak lagi.
“Emm..Saya udah ada janji. Lain kali aja ya.” Jawab Ucup dengan sopan, namun dingin.
“Please.. Sebentar aja.” Andre kini memohon.
Melihat gestur Andre yang memelas, Ucup tidak tega untuk kembali mengabaikannya.
“Oke. Sebentar saja ya.” Jawabnya singkat.
“Thanks cup! Gue tunggu di rooftop ya.” Jawab Andre dengan bersemangat. Ia lalu segera pergi meninggalkan kelas.