PANCA-GILA : Ucup left The Group

Alvin Raja
Chapter #20

Tragedi

Rangkaian tragedi yang kerap datang silih berganti menciptakan berbagai tanda tanya yang mengusik benaknya hingga Ucup mulai merasa muak dengan segala misteri yang ada. Meski suasana duka masih menyelimuti rumahnya, Ucup memutuskan untuk bangkit dari kesedihannya dan memulai misi penyelidikan atas misteri kematian Hernita dan identitasnya yang sebenarnya.

“Jadi kamu yakin mau langsung pergi ke Batavia besok pagi?” tanya Guswono setelah mendengar rencana Ucup untuk mengunjungi keluarga pelaku yang telah menabrak Hernita.

“Iya betul pak.” jawab Ucup dengan mantap.

Guswono mengangguk pelan. “Ya sudah. Kalau begitu nanti saya akan tugaskan supir saya untuk jemput kamu ya.” Ujar Guswono.

Mendengar hal itu, Ucup tampak ragu-ragu. Guswono adalah salah satu orang yang Ia masukkan ke dalam misi penyelidikannya. Kenyataan bahwa Hernita meregang nyawa tidak lama setelah Ia menemui Guswono mulai membuatnya curiga jika pria yang ia duga sebagai ayah kandungnya juga terlibat dengan semua kejadian ini.

“Tidak usah pak. Saya nanti bisa pulang sendiri.” Jawab Ucup.

Seolah sanggup membaca tingkah Ucup yang kikuk, Kezia langsung ikut menimpali. “Ucup besok pulang ke Batavia sama saya aja pak. Kebetulan malam ini saya menginap disini dan pulang besok pagi.”

Ucup menoleh ke arah Kezia dan menyunggingkan senyumannya. Seolah terhubung dengan frekuensi yang sama, Kezia sanggup membaca sinyal darurat yang Ucup pancarkan dan memahami isi hatinya bahkan sebelum Ia berkata-kata.

 “Baiklah kalau begitu. Saya pulang dulu ya.” Ujar Guswono sambil beranjak pergi bersama istrinya tanpa menghiraukan Andre yang berdiri di hadapannya.

“Nak, ayo kita pulang.” Meski wajahnya tampak sendu, Mirna berusaha tetap menyunggingkan senyuman getirnya dan mengajak Andre ikut pergi bersama mereka.

“Gue duluan ya cup.” Ujar Andre dengan lemas sambil mendekap Ucup.

Hawa ketegangan yang terpancar dari raut wajah Andre mengisyaratkan sesuatu yang tidak beres dengan dirinya. Namun Ucup memutuskan untuk mengabaikannya. Sudah terlalu banyak beban yang kini harus Ia tanggung. Ucup tidak punya cukup ruang untuk mengkhawatirkan masalah orang lain.

“Iya, makasih ndre. Sampai ketemu di Batavia.” Jawab Ucup.

Kepergian Guswono dan keluarganya diiringi keriuhan dari para warga sekitar yang baru saja tiba dan ingin bertemu dengan calon presiden mereka. Sesekali Guswono melemparkan senyuman palsunya, meskipun Ia tidak bisa menutupi kegetiran yang tepancar dari bola matanya. Seraya Guswono dan keluarganya menaiki mobil Alphard mereka, terdengar teriakan para warga yang mengelu-elukan dirinya.

“Pak Guswono nomor satu! Pak Guswono Calon presiden idamanku!” teriak salah satu warga yang tampak sangat bersemangat dan mengidolakan sosok Guswono. Mendengar hal itu, bola mata Guswono kembali berkaca-kaca. Begitu pintu mobilnya tertutup dan mobil mereka meninggalkan area keramaian, air mata Guswono akhirnya tumpah. Rintik hujan yang mulai turun dan membasahi mobil mereka membuat suasana semakin sendu. Mirna yang duduk di sebelah suaminya juga ikut menangis dan menepuk pundak Guswono, sedangkan Andre yang duduk di belakang mobil hanya bisa tertunduk malu. Tidak ada obat yang mampu menyembuhkan luka yang telah Ia goreskan.

Lihat selengkapnya