PANCA-GILA : Ucup left The Group

Alvin Raja
Chapter #24

Kemungkinan Terburuk

Begitu Donny meninggalkan ruangan itu, raut wajahnya yang pucat pasi membuat semua orang yang sedang menunggu di lorong itu semakin yakin bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan berita yang dokter itu sampaikan padanya.

“Malam Mas Donny. Kalau boleh tahu, tadi dokternya bilang apa saja ya soal Renata? Dia baik-baik saja kan?” Meski semua orang yang sedang menunggu disana berniat untuk menanyakan hal yang sama, Riana akhirnya berinisiatif untuk lebih dahulu bertanya.

Donny tersenyum getir, seolah hal itu mampu menutupi kegugupan yang tengah Ia rasakan.

“S-semuanya baik-baik saja.” Ujar Donny dengan terbata-bata. Melihat sikap suaminya yang tak bisa menguasai diri, Fani, istrinya akhirnya memutuskan untuk mengambil alih.

“Iya jadi intinya Renata baik-baik saja kok. Malah sebenarnya keadaan Pak Hendra Wijaya yang justru lebih mengkhawatirkan. Ada tulang iganya yang patah sehingga dokter sedang melakukan operasi agar memastikan organ dalamnya tidak terinfeksi. Sampai saat ini operasinya masih berlangsung. Semoga semuanya bisa berjalan lancar. Kita do’akan aja semoga beliau tidak apa-apa.” Ujar Fani, sang penyelamat Donny dari canggungnya situasi di lorong tersebut.

“Astaga.” Riana dan Mirna tampak ngilu membayangkan situasi yang menimpa Hendra Wijaya.

Andre yang masih berdiri disana tampak curiga dengan gerak-gerik Donny dan istrinya. Ia yakin masih ada rahasia lain yang mereka coba sembunyikan.

“Kalau tulang iga Om Hendra sampai patah, lalu keadaan Renata bagaimana? Dia juga tadi dioperasi kan?”

“Oh. I-iya. Kalau Renata, hanya mengalami cedera ringan. Dia sekarang baik-baik saja.” Jawab Donny.

“Kalau cedera ringan kan seharusnya gak usah sampai dioperasi?” Andre masih belum berhenti mencoba menyelidiki keganjilan ini.

“Saudari Renata mengalami cedera ringan di kepala dan lengan kirinya yang patah akibat dari tabrakan.” Tiba-tiba dokter yang menangani Renata akhirnya keluar dari ruangannya.

“Operasi yang kami jalankan untuk beliau tidak sebesar yang sedang Bapak Hendra Wijaya lalui sekarang. Jadi adik-adik dan ibu-ibu sekalian tidak usah khawatir. Saudari Renata saat ini baik-baik saja. Dia hanya membutuhkan waktu untuk pemulihan.” Lanjut dokter tersebut. Kezia, Kevin, dan semua yang dari tadi menunggu disana akhirnya bisa bernafas lega. Namun tidak dengan Andre. Ia masih bisa merasakan sebuah keganjilan dari sikap mereka bertiga yang mencurigakan. Pasti masih ada yang disembunyikan. Berulang kali Ia meyakinkan dirinya.

“Jadi kapan kami bisa ketemu sama Renata dok?” tanya Kezia.

“Kemungkinan besok pagi beliau sudah bisa dikunjungi. Saat ini dia harus istirahat total.” Jawab dokter tersebut.

Kezia mengangguk pelan. Setidaknya satu orang yang Ia khawatirkan sudah melewati masa kritisnya.

“Baiklah kalau begitu, saya pamit dulu ya.” Ujar Dokter tersebut sambil melangkah pergi.

“Kami juga duluan ya. Besok pagi kita akan kembali kesini.” Donny yang dari tadi sudah tidak sabar ingin meninggalkan ruangan tersebut langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk segera pergi.

“Loh? Pak Donny kan baru sampai disini? Kok buru-buru sekali?” ujar Riana yang mulai merasa heran akan sikap Donny yang mencurigakan.

Lihat selengkapnya