PANCA-GILA : Ucup left The Group

Alvin Raja
Chapter #25

Berdamai

Berita tentang ditemukannya Roy menggemparkan sosial media. Banyak do’a yang dipanjatkan untuknya, namun tidak sedikit pula hujatan yang terus ditujukan kepadanya. Para warga internet yang mengomentari berita ini terbagi menjadi dua kubu. Pembela dan Penghujat Roy.

Pray for Roy. Semoga beliau baik-baik aja ya.

#inisemuaMURNIKECELAKAAN #weSTANDforROY

Ayo selidiki penyebab kecelakaan Keluarga Wijaya!

Roy yang sempat hilang pasca kecelakaan tiba-tiba ditemukan? Mencurigakan!

Kezia yang membaca komentar-komentar pedas ini mulai merasa marah dan tidak terima akan tuduhan yang disampaikan untuk ayahnya.

“Kok jahat banget sih mereka? Bisa-bisanya malah nuduh papa. Emangnya mereka pikir papa juga mau kecelakaan apa?” ujar Kezia yang tampak geram.

“Sabar ya jo. Mereka tuh biasanya cuman berani ngomong kayak gitu di media sosial aja. Coba kalo mereka ketemu langsung sama kita, pasti gak berani. Langsung ciut deh nyalinya.” Melihat Kezia yang terlihat kalut, Ucup akhirnya berusaha untuk menghiburnya.

Tidak lama kemudian terdengar suara Mobil Ambulans yang mengalihkan perhatian Kezia. Mobil Ambulans yang Guswono tugaskan untuk membawa Roy dan tim medisnya menuju Rumah Sakit Sukamadu akhirnya tiba. Begitu pintu mobil ambulans terbuka, Kezia langsung menghampiri ayahnya yang terkulai di atas tandu dan tak sadarkan diri.

“Pa! Ini Kezia pa. Papa masih sadar kan pa? Papa harus kuat ya. Kejo ada disini buat papa.”

Sejak Ucup mengenal Kezia, ini kali pertama dirinya melihat Kezia yang tampak rapuh dan ketakutan bukan main; dan itu semua disebabkan oleh rasa kekhawatirannya yang luar biasa akan keselamatan ayahnya. Tim medis langsung bergerak cepat menangani Roy yang baru saja tiba. Kezia dan Riana tidak diijinkan masuk ke dalam Unit Gawat Darurat. Dengan harap-harap cemas, Kezia hanya bisa menunggu di depan pintu.

“Tadi waktu Kejo samperin Papa, dia gak ada respon sama sekali. Apa jangan-jangan Papa gegar otak ya ma?” tanya Kezia kepada Riana dengan cemas. Bibirnya bergetar. Air matanya mengalir kembali.

“Enggak, sayang. Papa kamu mungkin kelelahan aja. Kejo gak usah mikir yang macem-macem ya nak.” Jawab Riana sambil mendekap anaknya.

Ucup yang berdiri di sebelah Kezia juga hanya bisa mendekapnya. Kini Ia sudah kehabisan kata-kata untuk menghibur Kezia.

Dua puluh menit berlalu dan masih belum ada tanda-tanda keluarnya tim medis yang memeriksa Roy. Kezia tidak berhenti mondar-mandir di ruang tunggu.

“Nak, sudahlah.. kamu duduk dulu ya.” Ujar Riana yang mulai terganggu akan sikap anaknya yang gelisah sedari tadi.

“Perasaan Kejo gak enak ma. Kejo takut Papa sampai kenapa-kenapa.”

Ucup yang dari tadi diam membisu akhirnya memutuskan untuk bangkit berdiri dan menghampiri Kezia sambil menggenggam tangannya.

“Mungkin kamu akan ejek saya lagi karena apa yang akan saya bilang ke kamu saat ini. Tapi saya gak peduli. Saya ingin kamu selalu ingat kalau Positive thinking itu penting, terutama di situasi yang paling genting. Mungkin kamu gak sadar, tapi lambat laun energi yang kamu punya akan habis terkuras kalau kamu selalu memikirkan kemungkinan terburuk setiap kali ada masalah yang timbul. Dan saya gak mau itu terjadi sama kamu. Jadi saya mohon. Kamu harus simpan tenaga kamu untuk hibur mama kamu. Untuk kuatkan papa kamu. Mereka butuh itu. Okay?”

Kezia mematung sejenak mendengar kata-kata Ucup barusan. Apa yang baru saja Ucup katakan padanya membuat Kezia tercengang. Ucup yang terkenal pendiam berhasil menyihirnya dengan serangkaian kata-kata bijak yang menyentuh perasaannya. Dan hebatnya, Ini semua Ia lakukan di saat Ucup sendiri tengah berduka.

 “Ucup.. Thank you..” ujar Kezia sambil memeluk Ucup dengan air mata yang kembali mengaliri pipinya. “Aku cuman ngerasa---”

“Iya saya tahu. Kamu ngerasa takut kan kalau Papa kamu terlanjur pergi sebelum kamu sempat kasih tahu dia bahwa kamu udah maafin kesalahannya?” Belum sempat Kezia menyelesaikan kata-katanya, Ucup berhasil melanjutkan apa yang Ia ingin ungkapkan. Kezia mengangguk pelan. Tangisannya semakin menjadi-jadi. Riana yang melihat ini juga ikut terbawa suasana. Tanpa Ia sadari air matanya juga ikut menetes.

Di tengah suasana haru biru di ruang tunggu rumah sakit itu, tiba-tiba Kezia dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang tidak Ia duga-duga. Wanita itu.

“Selamat malam.” Dengan ragu-ragu wanita itu menyapa Kezia dan Riana. Ucup langsung melepaskan pelukannya dan menoleh ke arah suara itu berasal.

Lihat selengkapnya