Ada harimau di dalam tubuh Anggalarang.
Entah bagaimana, setiap perempuan yang pernah berbagi kehangatan bersamanya dalam beragam kencan pasti setuju dengan hal ini.
Kulit laki-laki dua puluh tujuh tahun ini putih bersih. Tubuhnya ramping, namun menjadi perkasa ketika sedang bercinta. Otot-otot tubuhnya tidak semenonjol para pria pecinta diri. Sebaliknya, bahu dan lengannya padat liat oleh alam, oleh kegiatan dan aktivitas hari-harinya sendiri. Tentu bersama dengan sang harimau yang ada si dalam tubuhnya.
Banyak perempuan berspekulasi bahwa Anggalarang mungkin sewaktu dilahirkan lehernya sempat terbelit tali pusar, karena laki-laki itu selalu terlihat pantas mengenakan apa saja. Setiap lembar pakaian pas dan terlihat baik di tubuhnya.
Ada harimau di dalam tubuh Anggalarang.
Semua gadis, perempuan dan wanita tekuk lutut di bawah geramannya. Livy si tacik Surabaya, Nadya si gadis Manado, Dhenok si putri Solo, Jenni si gadis Metropolitan, atau penyelia baru di kantornya yang masih lajang pada umur tigapuluhan tahun nan kaya raya dan hanya mau dipanggil dengan Queenie oleh Anggalarang, serta entah perempuan-perempuan mana lagi yang tunduk kepada dirinya.
Anehnya, tak ada satupun dari yang merasa menjadi korban Anggalarang si flamboyan. Mereka mungkin jatuh dalam pesona dan rayuan laki-laki itu, mereka mungkin terpesona oleh untaian kata-kata dan bagaimana ia memperlakukan mereka semua, tapi tanpa itupun para wanita akan berkejaran saling jatuh saling timpa untuk mendapatkan perhatian sang lelaki. Tak ada yang saling cemburu, tak ada yang saling rebut - hanya bersaing - dan tak ada yang menyalahkan Anggalarang karena menjadi laki-laki penebar asmara.
Ada harimau di dalam tubuh Anggalarang.
Mahluk di dalam tubuhnya itu membuat perempuan takluk pada sikap kejantanannya yang membayang dari dalam tubuhnya. Rambutnya lebat, namun tertata dengan baik, sinkron dengan gaya berbusana nya yang tidak hanya fashionable, tapi tepat guna. Padahal Anggalarang tak tepat bila dikatakan tampan. Selain penampilannya yang secara utuh dikatakan menarik itu, ada segaris bekas luka di tepi kening dan lehernya. Giginya tak rata. Kadang terlihat pula satu titik kemuraman, kesuraman, kesedihan dan penderitaan pada saat-saat tertentu. Dengan begitu, harimau yang ada di dalam tubuhnya seakan perlahan merangkak keluar. Bahkan beberapa wanita bersumpah pernah melihat ia marah dan sepasang taring seakan menyembul dan menyobek keluar gusinya.
Tapi tak ada yang tahu dengan pasti, apa yang ada jiwa, raga dan pikiran laki-laki itu. Berkencan dengannya tak berarti mendapatkan seluruh hati dan hidupnya.
Si pria yang terkenal sekaligus misterius itu ternyata menaruh perhatian yang lebih pada seorang gadis, juga dengan diam-diam, tanpa sepengetahuan siapapun termasuk si gadis itu sendiri, meski Anggalarang didapati dekat dengan entah berapa perempuan di dalam hidupnya.
Dari semua perempuan yang ia sengaja dekati atau mendekat sendiri padanya bagai besi berani, ia tak pernah mau bersentuhan dengan Saridewi, rekan kerja berbeda divisi di kantor yang sama. Perempuan itu berkulit begitu putihnya sehingga terlihat pucat. Helai-helai urat kebiruan sampai terlihat jelas dari balik permukaan kulitnya tersebut. Rambut kemerahannya lagi-lagi menonjolkan warna kulitnya yang kontras.
Bukan karena gadis itu tak menarik, malah sebaliknya, Saridewi adalah perempuan paling cantik, paling memesona dan paling menggairahkan yang pernah ia ketahui. Titik-titik hitam yang tersebar di pangkal hidung dan sedikit bagian di bawah matanya bagai deretan bintang gemintang di angkasa malam.
Tapi mengenai Saridewi, harimau di dalam tubuh Anggalarang melarangnya untuk mendekati bahkan sekadar memperhatikan lamat-lamat perempuan tersebut.
Ada sesuatu yang berbeda mengenai gadis itu, bagai sebilah pisau bermata dua dengan ketajaman yang sama. Harimau di dalam tubuh Anggalarang merasa terancam dengan senjata seorang pemburu.
Tapi, setelah sepekan tak bertemu dengannya, hari ini sosok Saridewi menjulang berpendar menyilaukan. Kaki jenjangnya melangkah masuk ke kantor, menjejak tanah dan membuatnya bergetar. Keindahan tubuh, kulit dan wajahnya berbaur menjadi semacam adonan kesempurnaan.
Apa yang terjadi selama satu minggu ini kepada diri sang gadis, pikir Anggalarang. Sebelumnya, Anggalarang yakin mampus bahwa hanya dia laki-laki yang mampu melihat keistimewaan Saridewi, sedangkan tidak hanya laki-laki dan perempuan lain, Saridewi sendiri nampaknya tak menyadari itu.