Pandora Box

Rizal Nurhadiansyah
Chapter #6

The Forbidden Turn

Malam sudah larut ketika Yuda kembali ke rumahnya. Langit di luar pekat, hanya diselingi sesekali kilatan petir yang memantulkan bayangan aneh di dinding rumah. Saat dia memasuki rumah, suara-suara biasa dari kehidupan sehari-hari—televisi yang menyala, bunyi detak jarum jam di dinding—terasa jauh lebih sunyi dari biasanya. Yuda merasa terasing, meskipun ini adalah tempat yang seharusnya menjadi tempat paling akrab baginya.

Alya sudah tertidur di kamar mereka, tampak damai di bawah selimut tebal. Namun, bagi Yuda, tidur adalah hal yang tidak mungkin dilakukan malam itu. Ada terlalu banyak hal yang berputar di pikirannya, terlalu banyak bagian dari puzzle yang belum terselesaikan.

Yuda duduk di ruang kerjanya yang kecil, membuka berkas kasus yang tampak semakin mengganggu di depannya. Layar laptop menyala, memperlihatkan grafik-grafik transaksi yang tidak lagi terasa seperti laporan keuangan biasa. Semakin dia memandangnya, semakin dia melihat pola-pola yang tidak wajar—pola yang tampaknya berubah setiap kali dia melihatnya dari sudut yang berbeda.

Dia ingat percakapan terakhirnya dengan Siti. Pengendalian sistemik. Kata-kata itu terus terngiang di kepalanya, mengusik setiap sudut pikirannya. Apakah mungkin ada teknologi yang mampu memanipulasi data dan persepsi seseorang? Seperti ada yang berusaha membuatnya meragukan segala sesuatu yang dia ketahui. Dia mulai merasa bahwa mungkin bukan hanya data yang sedang dimanipulasi di sini—melainkan dirinya sendiri.

Yuda mengusap wajahnya dengan kedua tangan, mencoba menenangkan pikirannya yang bergejolak. Tapi saat dia melihat ke layar laptop lagi, sesuatu membuatnya merinding.

Di sudut kanan bawah layar, muncul sebuah ikon kecil—sebuah program yang dia tidak pernah instal sebelumnya. Program itu bernama "Pantauan Sistem", dengan simbol mata kecil yang terus berkedip pelan. Yuda menatapnya, rasa cemas mulai tumbuh di dadanya. Perlahan, dia menggerakkan kursornya ke arah ikon tersebut dan mengkliknya.

Layar laptop tiba-tiba berubah menjadi hitam, seolah seluruh sistem diambil alih oleh sesuatu yang tidak dikenal. Kemudian, teks putih muncul di layar:

"Kami tahu apa yang kau cari, Yuda. Dan kami sudah lebih dulu tahu jawabannya."

Jantung Yuda berdetak kencang. Dia mencoba menekan tombol escape, tapi laptop tidak merespons. Kemudian layar berubah lagi, memperlihatkan rekaman video. Di dalam video tersebut, Yuda melihat sesuatu yang membuat darahnya membeku.

Itu adalah dia sendiri, berjalan di lorong gedung LIN, beberapa jam yang lalu. Rekaman itu diambil dari sudut yang tidak biasa—mungkin dari kamera pengawas yang ditempatkan di titik tersembunyi. Tapi yang membuatnya ketakutan adalah detail-detail aneh yang tidak dia sadari saat itu. Dalam rekaman tersebut, bayangan Yuda tampak tidak sinkron dengan langkahnya. Setiap kali Yuda bergerak, bayangannya tertinggal sedikit di belakang, lalu menyesuaikan dengan gerakannya seperti seseorang yang sedang mengekorinya. Rekaman itu terlihat seperti cermin yang terdistorsi, seolah-olah sesuatu atau seseorang sedang mengamati dan memanipulasi gerakannya.

Yuda merasakan bulu kuduknya berdiri. Dia mencoba menghentikan video itu, tapi layar laptop tiba-tiba mati total, seolah-olah program itu telah menghilang dengan sendirinya setelah memberikan peringatan. Dia duduk diam, menatap layar gelap di depannya, mencoba mencerna apa yang baru saja dia lihat.

Mereka mengawasinya. Itu adalah kesimpulan yang tidak bisa dia tolak lagi. Mereka—siapa pun itu—sudah tahu dia sedang menyelidiki sesuatu yang tidak seharusnya dia ketahui. Dan mereka berusaha memperingatkannya dengan cara yang lebih halus tetapi sangat menyeramkan. Apakah ini bagian dari manipulasi yang lebih besar? Apakah dia juga sedang dimanipulasi, dibuat untuk meragukan dirinya sendiri?

Lihat selengkapnya