Kantor Lembaga Integritas Nasional (LIN) tampak lebih sunyi dari biasanya, seolah-olah ruangan-ruangan itu menahan napas, menunggu sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. Yuda duduk di depan komputernya, berkas-berkas berserakan di mejanya. Namun, meskipun berkas itu penuh dengan angka, data, dan grafik yang seharusnya memberi petunjuk tentang aliran uang dan keterlibatan para pelaku korupsi, tidak ada satupun yang terasa benar. Setiap kali dia mencoba fokus, seolah-olah data itu berubah—bukan secara langsung, tetapi perlahan, seperti pasir yang berdesir di antara jari-jarinya.
Penyelidikan ini tidak lagi terasa nyata. Bukannya semakin mendekat pada kebenaran, Yuda merasa seperti sedang terjebak dalam labirin yang dirancang untuk membuatnya tersesat. Setiap petunjuk yang dia ikuti tampaknya membawa dia ke arah yang salah—atau lebih buruk lagi, ke jalan buntu.
Reza memasuki ruangannya tanpa mengetuk, wajahnya tampak tegang. Yuda menoleh, melihat ketidaknyamanan di mata rekannya yang lebih muda. Reza menutup pintu dengan hati-hati dan berjalan mendekat.
"Mas Yuda, aku harus bilang ini... ada sesuatu yang tidak beres dengan penyelidikan ini," ucap Reza dengan nada yang teredam, seolah-olah takut seseorang sedang menguping. "Aku baru saja berbicara dengan tim forensik data, dan mereka menemukan bahwa sebagian besar dari data transaksi yang kita miliki telah dimanipulasi. Tapi yang lebih aneh, mereka tidak bisa menemukan siapa yang melakukannya. Semuanya tampak... sempurna, seolah-olah data itu dimanipulasi langsung dari sumbernya."
Yuda merasakan jantungnya berdetak kencang. "Jadi, semua ini... rekayasa?"
Reza mengangguk pelan. "Tampaknya begitu. Ada pola yang tidak terlihat kecuali kita tahu apa yang harus dicari. Ini bukan manipulasi data biasa. Ini jauh lebih halus, lebih... terkontrol."
Yuda menghela napas panjang, berusaha meredakan ketegangan yang merambat di tubuhnya. Manipulasi. Pengendalian sistemik. Kata-kata itu kembali menghantui pikirannya. Apakah semua yang dia kerjakan selama ini hanyalah bagian dari skenario yang lebih besar—sebuah permainan yang dirancang untuk membuatnya tersesat?
"Tapi itu belum semuanya," lanjut Reza, suaranya semakin berbisik. "Aku menemukan sesuatu yang aneh dalam rekaman CCTV kantor ini."
Yuda menatap Reza dengan tajam. "Apa maksudmu?"
Reza membuka laptopnya dan menampilkan rekaman dari kamera keamanan di salah satu ruangan penyimpanan data. Pada awalnya, rekaman itu terlihat normal—seorang staf IT tengah berjalan melewati lorong dengan tumpukan berkas di tangannya. Namun, beberapa detik kemudian, sesuatu yang aneh terjadi. Bayangan staf itu tampak tertinggal sedikit di belakang, seperti tidak sinkron dengan gerakannya. Yuda memandang rekaman itu dengan hati-hati, merasa déjà vu yang tidak nyaman.
"Ini bukan pertama kalinya aku melihat hal seperti ini," gumam Yuda, ingatannya kembali ke bayangan-bayangannya sendiri yang dulu tampak tidak sinkron.