Pandora Box

Rizal Nurhadiansyah
Chapter #10

Behind the Mirror

Pagi itu, Yuda menatap wajahnya di cermin kamar mandi. Namun, cermin itu tidak memantulkan sosok yang ia kenal. Dia tidak melihat Yuda yang biasa. Wajah di depannya tampak asing—garis-garisnya terasa lebih keras, lebih tajam, matanya tampak lebih suram, dan ada ketegangan yang tak bisa dijelaskan di balik sorotnya. Apakah ini benar-benar dirinya? Dia merasa seolah-olah melihat orang asing yang tidak pernah dia kenal.

Yuda mengulurkan tangan, menyentuh cermin dengan jemarinya. Bayangannya tidak bergerak serempak, seolah cermin itu memiliki kehendak sendiri. Ada keterlambatan kecil, sebuah jeda waktu antara dirinya dan refleksinya. Sesuatu yang tidak bisa dia pahami sepenuhnya tetapi cukup nyata untuk membuat jantungnya berdegup lebih kencang. Apakah dia masih benar-benar 'Yuda'? Atau apakah dia mulai terpecah menjadi dua pribadi yang berbeda—yang satu ada di dunia nyata, dan yang lain hanyalah bayangan yang terjebak di dalam cermin?

"Apa yang terjadi padaku?" bisik Yuda pelan pada dirinya sendiri, suaranya hampir tidak terdengar di tengah keheningan pagi.

Dia mencoba menggali ingatannya—mencari momen-momen yang bisa menghubungkannya kembali dengan dirinya yang dulu. Dia mencoba mengingat kapan terakhir kali dia merasa normal, merasa seperti dirinya sendiri. Namun, setiap kali dia memikirkan masa lalu, ingatannya kabur, buram seperti cermin yang berembun. Seolah-olah dia kehilangan bagian dari dirinya sendiri, sedikit demi sedikit, dan sekarang hampir tidak ada yang tersisa.


***


Di kantor LIN, Yuda berjalan melewati lorong-lorong panjang yang tiba-tiba terasa lebih sempit dan penuh tekanan. Setiap orang yang dia lewati tampak seperti bergerak dalam ritme yang aneh, seolah-olah mereka mengikuti alur yang tidak terlihat oleh Yuda. Mereka tersenyum padanya dengan senyum yang terasa terlalu dingin, terlalu tidak wajar, dan setiap kali mereka memandangnya, Yuda merasakan ada sesuatu di balik mata mereka. Apakah mereka benar-benar mengenalnya? Atau apakah mereka hanya berpura-pura?

Di ruang kerjanya, Yuda membuka berkas-berkas lama, mencoba menemukan jejak dari dirinya yang dulu—seorang penyidik yang berdedikasi, seorang pria yang percaya bahwa dia bisa mengubah sistem. Tapi semua itu terasa sangat jauh sekarang. Dia tidak lagi mengenali dirinya dalam pekerjaan ini. Yuda yang dulu penuh semangat, optimisme, dan keteguhan hati sudah lama hilang. Sekarang, dia hanyalah cangkang dari seseorang yang terus bergerak tanpa arah, tersesat di antara kenyataan yang mulai pecah dan identitas yang memudar.

Saat dia menatap catatan-catatan lamanya, sebuah pikiran menghantamnya dengan kuat. Bagaimana jika semua yang dia alami selama ini hanyalah ilusi? Bagaimana jika kehidupan yang dia jalani bukan miliknya? Bagaimana jika dia bukan Yuda yang sebenarnya, melainkan seseorang yang telah dibentuk oleh kekuatan lain—kekuatan yang mengendalikan siapa dirinya, apa yang dia pikirkan, bahkan apa yang dia ingat?

Lihat selengkapnya