Hari itu, hujan deras mengguyur kota Jakarta, seperti mencoba menghapus setiap jejak kehidupan yang tersisa di jalan-jalan yang ramai. Namun, di dalam kantor Lembaga Integritas Nasional (LIN), Yuda duduk sendirian di ruang kerjanya, hanya diterangi cahaya redup dari layar laptopnya yang menyala. Kebingungan dan isolasi yang selama ini mengekangnya terasa semakin menumpuk, tetapi di bawah lapisan keputusasaan itu, ada dorongan kuat yang tidak bisa dia abaikan—dorongan untuk menemukan kebenaran.
Sudah berhari-hari sejak dia terakhir kali bicara dengan Alya, dan kantor ini—yang dulu menjadi tempat perlindungannya—sekarang terasa seperti musuh yang memerangkapnya dalam jaring yang tak terlihat. Yuda tahu bahwa waktu hampir habis untuknya, tetapi dia tidak akan berhenti sampai dia menemukan apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Di mejanya, Yuda terus menggali data yang tersisa, meskipun aksesnya ke sistem LIN telah dibatasi. Namun, dia masih memiliki satu kunci—flash drive yang ditinggalkan oleh Siti Marlina sebelum dia menghilang. Flash drive ini, yang telah lama dia abaikan karena ketakutan dan keraguan, kini tampak seperti satu-satunya jalan keluar dari labirin yang telah menelannya selama ini.
Yuda menghubungkan flash drive itu ke laptopnya dan menunggu. Detik-detik berlalu dengan lambat, seolah-olah waktu sendiri merespon ketegangan yang memenuhi ruangan itu. Lalu, layar laptopnya menampilkan serangkaian file terenkripsi. Yuda menatapnya dengan tajam, mengalihkan semua energinya untuk membuka file-file itu. Beruntung, kemampuan teknis yang dimilikinya cukup untuk meretas enkripsi yang melindungi data di dalam flash drive itu.
Di dalamnya, tersembunyi kebenaran yang dia cari.
Sebuah folder bertuliskan "PROYEK ZENITH" muncul di layar. Yuda merasakan darahnya berdesir. Nama itu tidak pernah muncul dalam penyelidikannya sebelumnya. Zenith—apa pun artinya, ini adalah titik puncak dari semua yang dia kejar.
Ketika dia membuka folder itu, sebuah dokumen panjang berjudul "Pengendalian Sistemik - Tahap Implementasi" menyambutnya. Dokumen itu ditulis dengan bahasa yang kering dan klinis, seperti laporan ilmiah atau teknis. Yuda mulai membaca dengan teliti, dan semakin dia membaca, semakin jelas bahwa apa yang dia hadapi jauh melampaui apa yang pernah dia bayangkan.
Zenith bukan sekadar proyek korupsi biasa—ini adalah sistem pengendalian skala besar yang dirancang untuk memanipulasi tidak hanya aliran uang dan kekuasaan, tetapi juga kesadaran manusia itu sendiri.
Paragraf demi paragraf menjelaskan bahwa proyek ini diciptakan oleh jaringan elit global yang bekerja di luar batas-batas negara dan pemerintah, dengan tujuan tunggal: menguasai persepsi publik. Dengan menggunakan teknologi canggih—termasuk algoritma AI yang dapat memanipulasi data, serta teknologi neurologis yang dapat memengaruhi pikiran manusia—mereka mampu mengendalikan cara orang berpikir, bertindak, dan bahkan merasakan dunia di sekitar mereka.