Malam itu, Yuda duduk di apartemennya yang sunyi. Pintu kamar Alya tertutup rapat, dan keheningan di antara mereka terasa seperti tembok yang tak terlihat—begitu kokoh, begitu tak tertembus. Hujan masih turun deras di luar, seperti tirai air yang memisahkan Yuda dari dunia luar, membiarkannya terkurung dalam pikirannya sendiri. Semua yang dia miliki telah hancur di sekelilingnya, seperti bangunan yang runtuh setelah dihantam badai yang dahsyat.
Namun, di dalam reruntuhan itu, ada sesuatu yang mulai bangkit. Sebuah kesadaran baru. Kegagalan dan rasa sakit yang telah menumpuk di atas dirinya selama berminggu-minggu, yang hampir membuatnya menyerah, kini justru memberinya pandangan yang lebih jelas tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Proyek Zenith—sebuah skema besar yang tidak hanya mengendalikan orang-orang, tetapi juga realitas itu sendiri—adalah musuh sebenarnya. Mereka telah mencoba menghancurkannya dengan cara yang paling dalam dan pribadi: menghancurkan kepercayaannya pada dunia, memisahkannya dari orang-orang yang dia cintai, dan membuatnya merasa seperti pion yang tidak berdaya. Tetapi Yuda kini sadar bahwa itu adalah taktik mereka—cara untuk melemahkannya, membuatnya menyerah.
Tapi dia tidak akan menyerah.
Yuda bangkit dari sofanya, seolah-olah rasa keputusasaan yang menjeratnya telah memudar sedikit demi sedikit. Kesadaran baru ini memberinya tujuan yang lebih jelas. Alih-alih terus terperangkap dalam ketakutan dan isolasi, Yuda tahu bahwa dia harus bertindak. Jika mereka berusaha menghancurkannya dengan manipulasi dan kebohongan, maka dia akan melawan dengan cara yang sama—dengan kebenaran.
Dia meraih tas kecil yang tergantung di sudut ruangan dan mengeluarkan bukti-bukti tentang Proyek Zenith yang telah dia kumpulkan. Foto-foto, dokumen-dokumen, rekaman video—semuanya ada di tangannya. Kebenaran ini adalah senjata terkuatnya, satu-satunya hal yang bisa menggoyahkan kekuasaan besar yang selama ini tersembunyi di balik bayang-bayang.
Selama ini, Yuda berpikir bahwa dia hanya seorang penyidik biasa yang terjebak dalam permainan yang lebih besar darinya. Tapi kesadaran baru ini mengubah semuanya. Dia bukan hanya korban dari konspirasi ini—dia adalah satu-satunya orang yang bisa membongkarnya. Kebenaran yang dia pegang adalah cahaya dalam kegelapan yang diciptakan oleh mereka. Dan meskipun dia mungkin harus melakukannya sendirian, dia tahu bahwa perjuangannya belum berakhir.
Kesadaran ini memberinya kekuatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia tahu bahwa sistem ini berusaha memanipulasinya, tetapi dia juga tahu bahwa mereka tidak bisa menghapus kebenaran yang telah dia temukan. Sekarang, dia akan mulai merencanakan serangan baliknya.