Pandora Box

Rizal Nurhadiansyah
Chapter #20

Is It ‘The Final?"

Hari Pertama: Penyerahan Bukti ke Jurnalis Independen

Yuda menunggu di dalam kafe kecil yang terletak di pinggiran kota. Dia memilih tempat ini dengan sangat hati-hati—jauh dari keramaian pusat kota, jauh dari kemungkinan pengawasan. Di hadapannya, seorang jurnalis independen, Anton, duduk dengan ekspresi serius. Anton adalah salah satu dari sedikit orang yang Yuda pikir bisa dia percayai, seseorang yang selama ini bekerja tanpa takut menghadapi kekuatan-kekuatan besar di balik layar. Namun, di dunia yang penuh dengan pengkhianatan dan manipulasi, kepercayaan adalah komoditas yang sangat berharga dan rapuh.

Di antara mereka, sebuah flash drive tergeletak di meja. Bukti tentang Proyek Zenith—dokumen-dokumen yang mengungkap skema besar yang sedang berlangsung di belakang layar. Yuda menatap Anton dengan tatapan tajam, mencoba membaca apa yang ada di dalam pikirannya.

“Ini adalah semua bukti yang aku miliki,” kata Yuda dengan suara pelan tetapi penuh tekad. “Dokumen, rekaman video, laporan eksperimen. Jika semua ini bisa diungkap ke publik, kita bisa menghentikan mereka.”

Anton mengambil flash drive itu dengan hati-hati, menatapnya seolah-olah dia sedang memegang kunci ke sesuatu yang sangat berbahaya. “Ini besar, Yuda,” katanya perlahan. “Tapi kau tahu risikonya. Mereka tidak akan membiarkan kita menyebarkan ini begitu saja. Kau pasti sudah sadar bahwa mereka akan mengejar kita.”

Yuda mengangguk, mencoba menenangkan detak jantungnya yang mulai berdetak lebih cepat. Dia tahu risikonya. Tetapi ini adalah satu-satunya cara untuk melawan. “Itu risiko yang harus kita ambil,” katanya. “Kita harus bergerak cepat sebelum mereka menemukan kita.”

Anton memandang Yuda dengan ekspresi penuh pertimbangan. Suasana di kafe itu terasa semakin tegang, seolah-olah setiap orang di sekitarnya bisa saja menjadi mata-mata yang dikirim oleh Proyek Zenith. Ketegangan itu menggantung di udara seperti awan yang siap meledak kapan saja.

Akhirnya, Anton berdiri, mengantongi flash drive itu. “Aku akan mulai menyiapkannya untuk publikasi. Tapi kita harus sangat berhati-hati. Mereka punya tentakel di mana-mana.”

Yuda mengangguk lagi, menghela napas dalam-dalam saat Anton meninggalkan kafe. Pertemuan itu berjalan sesuai rencana, tetapi ketegangan tidak hilang. Bahaya terus mengintai di setiap sudut, dan Yuda tahu bahwa sejak detik ini, dia menjadi target utama Proyek Zenith.


Lihat selengkapnya