Pandora's Project

Intan Resvilani
Chapter #3

Siapa yang Selamat?

Semua memori di dalam kepala Lucas terasa tercampur semuanya. Lucas mengira inilah akhir dari hidupnya yaitu menjadi mayat hidup. 

Akan tetapi, tiba-tiba dia mendengar sesuatu dari luar. Saat itu Lucas langsung terbangun dari pingsan.

Lucas mengecek kondisi tubuhnya berkali-kali. Dia sangat terkejut ketika urat di leher dan wajah yang tadi dia lihat sudah menghilang. Lucas memastikan sekali lagi bahwa dia tidak berubah.

WOW!

Ini sangat aneh. Lucas tidak menyangka jika dia tidak jadi berubah. Padahal semua tanda-tanda perubahan itu sudah nyata. Lucas bahkan sampai pingsan, tapi ajaibnya Lucas tidak berubah menjadi mayat hidup. 

Lucas sangat penasaran bagaimana bisa saat dia terkena air hujan dia tidak berubah sedangkan orang di luar sana berubah. Namun bagaimanapun Lucas sangat bersyukur bahwa dia masih hidup.

Terdengar lagi suara gedoran pintu. Lucas segera membukanya.

“Kenapa kau lama sekali?” tanya Valery. Dia melihat ke dalam toilet seolah mencari sesuatu. “Apa yang kau lakukan?”

Lucas berusaha mencari alasan agar tidak ada yang curiga bahwa dia telah terpapar dan kebal dari virus. 

“Aku terkunci di sini. Pintu ini tertutup dengan sendirinya dan aku berusaha membukanya tapi itu sangat sulit,” jawab Lucas.

“Sungguh suatu kebetulan karena tiba-tiba pintu itu terbuka saat aku datang bukan?” tanya Valery sarkas.

Namun Lucas tidak ingin menanggapi Valery karena ia yakin ujung-ujungnya mereka hanya akan berdebat. 

Lucas memilih kembali berkumpul bersama teman-temannya. Ternyata Maksim dan Nickolai sudah ada di sana. Lucas bahkan tidak tahu berapa lama dia pingsan tapi itu sepertinya tidak lebih dari sepuluh menit.

“Bagaimana keadaan di bagian barat, Lucas?” tanya Dasha. 

“Penuh dengan makhluk itu. Mereka mengetahui bahwa mereka sedang diawasi,” jawab Lucas. “Tapi sepertinya mereka tidak bisa melihat karena mereka menabrak satu sama lain. Tetapi saat salah satu dari mereka menabrak barang, banyak dari mereka yang langsung menuju sumber suara. Aku mengira mereka peka terhadap suara.”

Setelah dipikirkan kembali, Lucas akhirnya tahu bahwa para mayat hidup tidak bisa melihat karena seluruh mata mereka berwarna putih. Tetapi pendengaran mereka sangat tajam. Namun Lucas belum membuktikan secara langsung apakah pemikirannya benar atau tidak.

“Lalu bagaimana keadaan di utara?” tanya Dasha kepada Valery.

“Di sana juga terlalu banyak mayat hidup, Bu. Mereka berkumpul di satu tempat dan diam seperti patung. Mata mereka juga berwarna putih seperti yang dikatakan oleh Lucas,” jelas Valery.

Kini mereka mendapatkan sebuah kepastian bahwa memang benar makhluk itu tidak bisa melihat. Namun pasti ada kemampuan lain yang dimiliki para mayat hidup selain kekurangan itu.

“Hanya ada beberapa di sebelah timur,” ucap Nickolai. Dari keempat sisi, sisi bagian timur memang lebih sepi. Tidak banyak mayat hidup di sana. Hanya ada tiga yang sedang berjalan tanpa arah. Itu artinya kesempatan untuk kabur lebih banyak lewat sisi bagian timur.

Bagian timur gedung mengarah langsung ke arah koridor kantin. Jadi ketika mereka keluar dari gedung dan menuju ke timur, mereka akan terhubung ke ruangan kelas yang terletak tidak jauh dari kantin. Sayangnya tidak ada pintu di sisi timur gedung ini. Pintu terletak di sisi selatan dan utara. Sedangkan bagian barat dan timur hanya ventilasi jendela kaca dan toilet. 

“Kita akan mencoba keluar dari sisi timur karena kemungkinan kita untuk berhasil sangat besar,” ucap Dasha memutuskan. Dasha merasa bertanggungjawab terhadap keselamatan murid-muridnya. Dia tidak ingin siapapun terluka dan ingin semua muridnya berhasil keluar dari sekolah ini dengan selamat.

“Bu, kau belum bertanya tentang keadaan di selatan,” sahut Maksim. Semua orang melihat Maksim. “Aku tidak bermaksud menyebar ketakutan, tapi mereka tidak hanya menggigit, tapi juga mencakar.” Maksim menarik napas dalam. “Aku melihat satu siswa yang masih selamat di luar sana dan dia juga melihatku. Aku mencoba memberi isyarat agar dia tetap bersembunyi di tempatnya tapi dia justru berlari ke gedung ini karena melihatku ada di sini. Dan ya mayat hidup itu mengejarnya dan mencakar kakinya. Aku mengira dia masih selamat, ternyata dia berubah menjadi mayat hidup juga.”

Lihat selengkapnya