28 Januari
24.50 WIB
Sebuah gulungan perkamen dari bulu domba berukuran besar, tampak digenggam oleh seorang pria dengan jubah berwarna hitam. Separuh wajahnya ia tutupi dengan topeng berwarna keemasan. Meskipun begitu wajah tampannya tidak lantas tertutupi oleh topeng yang ia kenakan.
Ia menggelar perkamen itu di sebuah tempat serupa altar. Mejanya terbuat dari pualam, dengan tinggi tiga puluh centimeter dan panjang tidak kurang dari dua meter. Di atas altar itu terletak berbagai macam benda.
Ada dua buah lilin besar di kanan dan kirinya. Kemudian ada sebuah buku tua, yang sudah berwarna kecoklatan. Halamannya terbuka, menampilkan ilustrasi lilin yang disusun membentuk lingkaran. Di tengah lingkaran lilin ada empat buah pasak yang tertanam.
Sang pria berjubah hitam itu kemudian menata bejana berwarna keemasan di samping buku tua. Sembari menata altarnya pria itu terus menerus menggumamkan kalimat yang sama.
"Dosa besar harus dihapuskan. Dosa besar harus dihilangkan." Ia menyeringai kemudian tertawa dengan kerasnya.
Setelah selesai dengan altarnya ia berdiri dan berjalan menuju ke tengah ruangan. Tempat di mana seorang wanita terbaring dengan kaki dan tangan terikat pada pasak. Stocking berwarna hitam yang wanita itu kenakan mulai koyak di beberapa bagian. Bahkan riasan tebal yang ia gunakan mulai luntur karena air mata.