KOLEKTOR : Kau kah yang paling cantik?

Nur Rohmah Hidayati
Chapter #21

Part 21 : Kawan Lama

Kolektor 21

Akhirnya pihak penyidik berhasil mengumpulkan banyak bukti terkait pembunuhan yang telah dilakukan oleh Novia. Rupanya benar seperti yang Naren katakan. Dua kasus pembunuhan terakhir itu bukan kali pertama Novia melakukan pembunuhan. Setidaknya setelah tim forensik memeriksa tubuh tiap korban yang mereka temukan setidaknya ada lebih dari tiga puluh korban.

"Semua korban adalah wanita dan rata-rata mereka ada dalam daftar orang hilang yang pernah Naren dan Farel kumpulkan beberapa waktu lalu." Jelas Bima kepada jaksa wanita yang akan menangani kasus ini.

"Kenapa kami harus bertemu dalam kondisi yang seperti ini lagi?" gumam Freya.

"Freya?" tanya Bima.

"Ah, iya Mas Bim."

Naren menatap keduanya penuh tanya. Menyadari hal ini Freya lantas menjelaskan pada Naren bahwa Bima hanya sedang menjelaskan kasus ini padanya.

"Kalau begitu kalian berbincang dulu, aku akan menunggu di ruang sebelah," Naren lalu berpamitan pada kedua orang di hadapannya.

Sepeninggal Naren, Freya dan Bima bertukar pandang, mereka lalu tertawa bersama.

"Apa yang terjadi pada Naren?"

"Sepertinya ia cemburu pada Kak Bima."

"Ehm, bukankah kalian berpacaran?"

Freya tersenyum mendengar ucapan Bima.

"Tidak, Kak. Kami hanya sahabat, tapi Kak Bima tahu sendiri seperti apa Naren. Ia masih sama seperti saat SMA dulu."

Kali ini Bima yang tersenyum. 

Ia teringat peristiwa saat mereka berada di SMA.

*******

(Flashback SMA)

Sejak tadi pagi hati Naren benar-benar tidak merasa tenang. Dalam kelas pun ia hanya berjalan kesana-kemari tak tentu arah. Sesekali ia terdiam lalu kembali lagi berjalan-jalan.

"Woi, Ren! Ngapain sih?" teriak Farel yang sangat lelah melihat tingkah Naren.

"Rel, kamu tahu nggak Freya janjian sama siapa?"

"Heh? Janjian apa?"

"Tadi waktu berangkat sekolah kan dia bilang, kalau pulangnya nggak bisa bareng kita."

"Oh, maksudmu yang Freya kata janjian di kantin sekolah tadi?"

Naren mengangguk dengan sangat antusias, ia berharap Farel tahu siapa orang yang membuat janji bersama Freya siang nanti.

"Yah, mana aku tahu. Tanya saja Freya. Tuh anaknya dateng," ucap Farel sembari menunjuk Freya yang baru saja masuk ke kelas.

Dengan kesal Naren kembali ke tempat duduknya. 

"Gimana mau tanya? Dia aja nyebelin kaya gitu!"

Naren lantas duduk di bangkunya yang persis berada di belakang bangku Freya itu.

"Eh, Frey dirimu beneran nolak doi?"

"Iya, kenapa?!"

"Wah, berita besar ini. Hati-hati kamu Frey, fansnya bisa marah nanti."

"Biarin aja sih, toh aku juga udah sering di bully gini," sahut Freya dengan ketus.

Mereka berdua sama sekali tidak menyadari bahwa ada dua orang pria yang tengah mencuri dengar pembicaraan mereka.

"Heh, Ren. Dirimu ditolak Freya?"

"Iya, kenapa?!"

Lihat selengkapnya