"Raisa!"
"Raisa!"
"Raisaaa."
Teriakan nama penyanyi papan atas tersebut meledak di setiap sudut lapangan belakang, diiringi gebukan drum dan sorakan antusiasme para penggunjung. Pasalnya, guest stars yang satu ini memang paling ditungu-tunggu kehadirannya. Sang MC kerap kali menggulur waktu untuk memancing rasa penasaran penonton dan menyulut antusiasme mereka.
Setelah berganti pakaian dengan kaos oblong tosca lengan panjang dan denim putih susu, gadis tersebut berselonjor di undakan zebra cross pinggir panggung utama. Menepi sejenak dari keramaian. Sambil mengipasi wajahnya sendiri menggunakan telapak tangan, ia pun mengedarkan pandangan.
Sang bintang tamu yang ditunggu akhirnya hadir juga. Berbalut mini dress brukat hitam metalic, dihias rambut gelombang yang diurai sepunggung, siap bernyanyi sambil memegang mikrofon. Sontak, jeritan terdengar memenuhi atmosfer keriuhan acara FKS malam itu.
Shafiya tidak berminat untuk berada di tengah-tengah penonton. Gadis berambut sebahu itu memilih duduk di undakan pembatas tanaman seraya mendengarkan lantunan musik.
"Malam ini, saya akan membawakan lagu jatuh hati, teruntuk seseorang yang sedang kasmaran."
Pekikan terdengar membahana. Shafiya tersenyum mendengar kata jatuh hati. Kebetulan, dirinya sedang jatuh hati pada ketua panitia Festival Kesenian Siswa. Seseorang yang sempat tersenyum ke arahnya ketika ia membacakan puisi, tetapi sekarang entah di mana keberadaannya.
Ada ruang hatiku yang kau temukan.
Sempat aku lupakan kini kau sentuh.
Aku bukan jatuh cinta
Namun aku jatuh hati....
Bibir mungil Shafiya mengikuti alunan lagu tersebut. Atensinya jatuh terhadap Raldi. Ah, pemuda idealis itu.
Di mana ia sekarang?
Apakah sibuk menjadi ketua panitia FKS?
Samar-samar, Shafiya tersenyum tulus.
'Ku terpikat pada tuturmu.
Aku tersihir jiwamu.
Sial. Lagu ini semakin mengingatkannya kepada pemuda organisatoris tersebut.
Tutur katanyaketika membicarakan penghapusan buku-buku 'kiri', jiwa sosial dan kepemimpinannya yang patut diacungi jempol, dan sederet pesona lain yang amat kharismatik.
Terkagum pada pandangmu caramu melihat dunia.