Panduan Mendekati Gebetan

diffean k.a
Chapter #30

(Non Tips) Masa Kelam Gistav

Sebelum pindah ke Jakarta tiga minggu yang lalu, kehidupan Gistav semula baik-baik saja. Gadis itu tinggal bersama papa di apartemen kawasan Malioboro, Yogyakarta. Hidup berdua tanpa Ristav dan mama setelah sidang perceraian dan hak asuh anak berakhir.

Meskipun jarak memisahkan keduanya, hal tersebut tidak membuat hubungan keluarga kecil itu merenggang. Justru, ia dan Ristav semakin dekat karena kakak kembarannya sering berkunjung ke Jogja. Terkadang, gadis itu mengajak Raldi. Mereka bertiga tak jarang menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan ke Malioboro hingga Beringharjo atau wisata Jogja lainnya.

Berbeda kedekatannya dengan Ristav, berbeda pula kedekatannya dengan mama. Walaupun begitu, Gistav sadar, mama lebih menyangi saudara kembarnya daripada dirinya. Intensitas perhatian yang diberikan beliau kepada Ristav jauh lebih besar dan tampak kentara. Entahlah, hanya opini Gistav. Sebagai contoh, saat ia pulang sekolah terlarut malam lantaran persiapan lomba debat, mama bahkan tidak mencarinya. Lebih parahnya, beliau biasa-biasa saja. Andai hal tersebut terjadi pada Ristav, ia pasti kalangkabut menelpon dan menghubungi ponsel gadis itu berkali-kali hinga mengangkatnya.

Namun, Gistav tidaklah murung. Ia punya papa. Papa yang selalu berada di sampingnya, ada untuknya kapan pun dan dimana pun. Papa yang setiap hari menyanginya. Memberikan perhatian dan kasih yang sayang jauh besar daripada perhatiannya kepada Ristav. Tak pernah absen membuat gadis itu bahagia. Menjadi tempat keluh kesah saat tak ada yanh mau mendengar.

Akan tetapi, suatu insiden pada Rabu pagi membuat kepercayaan Gistav kepada papa seketika meluruh. Untuk pertama kali, sosok panutan dalam hidupnya tersebut mengecewakan Gistav. Pihak kepolisian berbondong-bondong menggeledah seisi apartemen. Menyita seluruh aset berharga di apartemen itu. Papa bahkan dipaksa keluar dengan tangan diborgol.

Kala itu, Gistav memilih bungkam. Kelopak matanya dipenuhi kristal bening yang siap membludak. Dadanya sesak seakan dihimpit bongkahan batu besar. Batinnya membrontak tidak terima. Kenapa semesta merampas sumber kebahagiaannya?

Tiga tahun yang lalu Ristav meninggal. Sekarang ... papa! Jadi, ia harus bagaimana? Apartemen disita, barang berharga diambil secara paksa oleh pihak kepolisian karena kasus penggelapan dana, ATM kosong melompong, ia tak punya apa-apa lagi di Jogja!

"Maaf, Gistav." Hanya kalimat itu yang papa sampaikan tatkala persidangan memutuskan beliau resmi menjadi pelaku.

Mamanya yang di ada Jakarta, lantas menghubungi Gistav saat mendengar kabar tidak mengenakan tersebut. Tak punya pilihan lain, ia memilih hidup bersama mama. Gistav pikir, saat ia berada di Jakarta, gadis itu akan tinggal di rumah minimalis sebelah rumah Raldi. Seperti masa kecilnya dulu. Akan tetapi, dugaannnya justru melesat. Mama membeli rumah baru yang jauh lebih mewah dan megah di daerah perumahan Kelapa Gading. Kata mama, untuk melupakan semua kenangan tentang Ristav.

Seketika, ekspetasi Gistav tentang hubungannya dengan Mama yang akan ia perbaiki menjadi berantakan saat mendengar pengakuan itu.

Ternyata, mama tak ubahnya seperti dulu. Mama sangat menyayangi Ristav. Rasa sayangnya tidak pernah memudar. Dan, tidak akan pernah memudar. Mama memang menyayanginya, hanya saja sekali lagi, tidak seperti bentuk perhatiannya kepada Ristav. Jauh lebih besar. Jauh lebih instens. Dan masih jauh dibanding dirinya.

Lama-lama, Gistav mulai lelah. Ia ingin mengubah keadaan. Gadis itu berniat mengubah dirinya seperti Ristav. Mulai dari perilaku, tujuan hidup, makanan favorit, dan aspek lainnya.

Gistav menjadi sosok yang pendiam dan cenderung tertutup kepada orang yang belum dikenal dekat. Sama seperti Ristav.

Gistav mempunyai cita-cita sebagai dokter karena ia termasuk tipikal yang suka menolong sesama. Sama seperti Ristav.

Gistav menyukai sambal, padahal ia memiliki maag akut. Agar sama seperti Ristav.

Gistav memilih ramah kepada orang yang menyapanya terlebih dahulu. Seperti ciri khas Ristav.

Gistav memposisikan dirinya sebagai sosok yang pemberani jika melihat penindasan. Hal yang disukai Ristav.

Hidup Gistavia Ezperanza selalu berotasi agar menjadi figur Ristavia Ezperanza.

Lihat selengkapnya