Beberapa minggu ku lalui dengan penuh rasa percaya diri, perasaan menggebu-gebu merasa paling cantik di muka bumi ini, berlenggok depan kamera dengan bergaya ala lisa blackpink, tak peduli kalau keluarga suamiku akan melihatnya, sampai hpku berdering ada telpon masuk dari nomor tak dikenal, ya itu kak Ali.
Kak Ali: "Assalamu'alaikum, apa kabar?"
Aku : "wa'alaikum salam, baik."
Kak Ali : "Kamu ngomong apa sama mas Sandi?"
Aku : "Ya semua aku omongin ke dia, semua unek-unek aku keluarin, kan kamu juga bilang telpon kamu gak pernah diangkat sama kaka kamu."
Kak Ali : "Jangan memperkeruh suasana ya, mereka ada angkat telpon tapi sesekali."
Aku : "Enggak kok, kemaren kamu bilangnya gak diangkat makanya ngadu laper nya ke aku kan? Yaudah lah aku cape debat terus, tolong kamu instrospeksi diri aja, apa yang kamu dapet sekarang itu hasil dari perbuatan kamu sendiri."
Kak Ali : "Yaudah maaf ganggu."
Selepas menerima telpon aku seolah mendapat trigger kembali atas luka ku, aku kembali mengurung diri di kamar, aku menjerit, memukul kepalaku sendiri, menangis sejadi jadinya sampai ketiduran. Dalam tidurku, aku bermimpi dan aku sangat mengingat dengan jelas detail mimpiku dan wajah seseorang di dalamnya, di dalam mimpi itu aku sedang berada di dalam kereta api, tetapi kereta yang aku tumpangi sekelilingnya kaca yang membuatku bisa melihat keluar kereta. Aku duduk menghadap belakang, aku melihat bahwa di belakang terjadi banyak kecelakaan dan kereta yang aku tumpangi melaju menjauh dari kecelakaan itu, aku sangat ketakutan melihat kecelakaan itu sampai akhirnya hp yang sedang ku genggam berbunyi, dan disana sudah banyak sekali spam chat dari nomor whatsapp dengan profil laki-laki.
"kamu jadi kesini kan?"
"Kamu dimana?"
"Aku nungguin di tempat yang udah kita janjikan ya."
seolah aku sudah mengenalnya, aku pun membalas chat itu, "Iya ini aku lagi otw, tungguin ya."
Kereta pun terus melaju, hingga akhirnya aku sampai di tempat tujuan, seolah sudah tahu tujuanku, aku berjalan tanpa ragu menuju sebuah ruangan, disana sudah ada seorang pria menungguku, rambutnya pendek dicat warna biru kehijauan, memakai jaket hitam dan celana jeans, aku memeluknya tanpa ragu.
"Lama banget sih." Terdengar sangat jelas suaranya..
disana kami beradu tatap beberapa detik, dan terlihat sangat jelas wajahnya.
di ruangan itu ada sofa panjang berwarna hitam, kami duduk berdua dan aku bersandar di bahunya sambil memegang hp dan cermin
"kita foto yuk, aku mau pamerin sama Rina, dia ngefans banget tau sama kamu."
"Yaudah sini!" Dia pun merangkul ku.
"Ih nanti dulu ah, muka aku jelek banget." aku melihat bayangku dalam cermin yang sedari tadi aku genggam.