Di malam hari saat anakku sudah tertidur, aku mulai merenungi perkataan ka tiara, dia adalah cerminan sikapku pada tuhan? Aku pun mulai menyadari bahwa tuhan selalu berusaha menunjukkan keberadaannya padaku, namun aku terus mengabaikanNya, aku menyalahkan tuhan atas segala yang terjadi, atas segala luka yang diberi para manusia. Aku tidak mengenal tuhanku sampai aku memandang tuhan itu jahat padaku, tidak adil, padahal semua rasa sakitku bersumber dari egoku sendiri. Itulah sebabnya dia tak mengenalku? mencerminkan diriku yang tak mengenal tuhan? Mengabaikanku yang selalu berusaha menghubunginya dan berusaha menunjukkan keberadaanku padanya, karena aku selalu mengabaikan tuhan yang selalu berusaha menunjukkan keberadaanNya? Sungguh aku menangis tersedu, mengingat betapa bodohnya aku, seburuk itu hubunganku dengan tuhan, dan sebaik itu tuhan tetap berusaha menyadarkanku dengan menghadirkan pasangan twinflameku sebagai cermin sikapku, terimakasih tuhan karena sudah memilihku berada di koneksi ini, terimakasih karena tetap selalu berada disampingku meskipun aku hanyalah seorang pendosa. Setelah merenung beberapa saat, aku kembali berkirim pesan dengan mbak Gendis.
Aku : Mbak, akhirnya aku udah nemu jawaban dari beberapa pertanyaan yang selama ini berputar di otakku. Kemaren aku kontak kak Malika, dan aku diceritain past life aku yang gak sengaja masuk ke dia, yang katanya dulu Putra itu anak tiriku yang beda 5 tahun dan aku ajak selingkuh setelah tahu kalau dia itu tf aku. Dan aku ngerasa related aja, karena sebelumnya pun aku pernah berfikiran apa dulunya dia anakku ya? karena anakku sikapnya semanis dia, dan panggilan dia ke ibu nya sama kaya panggilan anakku ke aku. Dan disana dibilang aku terlalu terburu-buru, aku mulai sadar dari awal aku berhubungan dengan karmic pun karena ego ku yang tinggi dan aku yang terburu-buru. Padahal aku gak pernah ceritain apapun ke dia, jadi gak ada kemungkinan buat dia cocoklogi juga. Katanya memang semua akan berulang di kehidupan sekarang, tapi aku dijauhkan dari Putra dengan status sosial yang jomplang sebagai hukuman atas kesalahan yang aku perbuat di masa lampau karena mengajaknya selingkuh."
Mbak Gendis : "Baguslah kalau kamu memang sudah mulai menemukan jawaban, mungkin kamu memang cocok sama dia."
Aku : "Iya mbak, sekarang aku mau mencoba belajar selflove aja. Aku mau berhenti buat mikirin DM(Devine Masculine)/Putra, aku liat dia bahagia kok jadi aku udah tenang, dia baik-baik saja dikelilingi orang-orang yang sayang sama dia. Aku mau belajar untuk gak ketergantungan sama siapapun lagi atau melepas kemelekatan duniawi, karena pada akhirnya di akhir kehidupan kita hanya akan seorang diri iya kan mbak?"
Mbak Gendis : "Dek, dulu mbak pun berfikir seperti kamu dan mbak sampaikan ke Dante, terus Dante jawab "Mbak, di akhir kehidupan memang kita akan seorang diri, tapi kita kan sekarang masih hidup di kehidupan ini, orang-orang baik yang tuhan datangkan ke kehidupan kita itu adalah hadiah yang harus kita syukuri, manfaatkan waktu selagi mereka ada untuk berusaha berbuat baik juga pada mereka." Disitu mbak nangis dek, mbak bilang sama dia untuk terus berjuang bertahan hidup karena dia masih melawan kankernya yang sudah mulai ke stadium akhir, mbak belum siap kehilangan dia." Mbak Gendis menangis tersedu mengirimkan VN padaku.
Aku : "Mbak, makasi sudah menyadarkanku sekali lagi. Aku lupa untuk mensyukuri orang-orang baik yang dihadirkan dalam hidupku termasuk mbak. Makasi banyak ya mbak sudah menjadi orang yang selalu mau mendengarkan aku sekalipun itu gak penting. Dari kecil aku selalu merasa menjadi manusia yang tidak di inginkan, Papaku berselingkuh dan meninggalkan aku, mama sempat tak mengakui aku anaknya di hadapan rekan kerja papa tiriku. Aku merasa tidak pernah didengar, aku hanya punya nenekku yang selalu mau mendengar segala celotehku, sampai akhirnya tuhan mengambil nenek, aku hancur sehancur hancurnya mbak. Sampai akhirnya aku bertemu karmic, awalnya hubungan kami memang aku yang memulai karena obsesi ku yang ingin membuktikan pada teman yang selalu merendahkanku, aku ingin membuktikan bahwa aku bisa mendapatkan apa yang aku mau yang semula mau dia rebut. Tapi pada akhirnya pasangan karmic ku itulah yang selalu menemaniku, mendengarkan celotehku, hingga aku merasa bahwa aku hanya memiliki dia. Aku trauma dengan rasa kehilangan, aku gak mau kehilangan dia sampai aku mengorbankan segalanya untuk dia bahkan sampai aku kehilangan diriku sendiri." Aku menangis terisak seorang diri di kamar.
Mbak Gendis : "Dek, Dante pun masa kecilnya sama seperti kamu. Dia memergoki papanya berselingkuh di depan matanya sendiri, sampai ibunya sakit dan akhirnya meninggal dunia, walaupun dia dari keluarga oldmoney yang berkecukupan tapi dia harus menghadapi dunia ini seorang diri sejak kecil. Mbak memang tidak merasakan sakit kalian karena keluarga mbak utuh dan puji tuhan baik baik saja, tapi mbak merasakan rasa sakit kalian juga. I love you dek, kamu adek mbak jangan pernah merasa sendirian lagi ya." lagi-lagi mbak Gendis mengirimi pesan VN sambil masih menangis."