-------------------------------------------------------
“Cieee yang kemarin curhat sama Kak Agus di program Curhatmu.”
“Aduuuh, kalian dengar? Aku jadi maluuu.”
---------------------------
Percakapan Kamis pagi ini membuat Maleo menyesal tadi malam ikut bersama Bapaknya ke acara Haulan kerabat yang ada di Riam Kanan. Dia jadi kelewat acara Curhatmu yang mengudara setiap Rabu malam saja.
Sonata yang tampak manis dengan kuncir kudanya pagi ini bercerita tentang apa tadi malam?
“Iya deh, aku tidak akan meledek lagi. Wajahmu udah merah benar, sih hehe.”
“Ini patut untuk dirayakan, kan? Aku traktir kalian Soto Banjar di kantin.”
“Yang benar? Wah, orang bahagia itu memang menjadi lebih murah hati, ya, hehe.”
Sonata tak bisa menutupi raut kebahagiaannya. Dan Maleo pikir, kebahagiaan itu bukan karena teleponnya berhasil dijawab oleh Kak Agus dari sekian banyaknya Sobat Borneo yang ingin menelpon. Ada alasan lain.
Maleo merasakan firasat tak baik.
Saat memperhatikan Sonata yang dikerubungi teman-temannya, dia tak sengaja mendapati Zizu di ambang pintu sedang berbicara dengan Erina dari kelas 2.A. Tak berapa lama, Erina pergi.
Apakah ada hubungannya dengan Mir? Pikirannya mulai nakal.
“Kak Dewi bilang kamu naksir Mir. Kamu habis dilabrak sama Erina, ya?”
Zizu cemberut. Asumsi dan logika bodoh. Kalau begitu, akan banyak sekali cewek-cewek yang dilabrak Erina. Setahu dia, Erina bukan tipikal gadis yang suka memicu masalah. Lantas, dia tatap tajam Maleo yang seolah ingin memancing emosinya itu.
Maleo perhatikan lebih dekat, cewek ini benaran mirip tokoh kartun Jepang. Mukanya bulat, poninya ikal, matanya sipit. Kocak sekali. hanya melihat wajahnya saja, Maleo sudah tertawa.
“Bukan urusanmu,” hardik Zizu, lalu beranjak menuju tempat duduknya.
“Hiii, yang barusan dilabrak cewek cantik dan keren,” sorak Maleo, yang terdengar oleh Gusti Nanda.
“Cieee, Maleo memuji Zizu cantik dan keren, cieee.” Gusti Nanda yang getol menjodohkan keduanya bertepuk tangan. Dia merasa terhibur melihat interaksi keduanya. “Kalian sudah kayak Tao Ming Tse dan Shancai-nya Spentura, deh.”
“Ahahaha.” Oktarani dan teman lainnya ikut tertawa.
Membuat Zizu dengan polosnya spontan melempari Maleo dengan potongan kapur tulis, sampai Maleo menutupi wajahnya dengan tas.
“Aku tidak bilang si jelek ini cant~!” Plokkk! “Aduuuh.”
“Hahaha.” Zizu tertawa puas karena penghapus papan tulis itu berhasil mengenai wajah dan rambut Maleo. “Makanya jangan jahil. Dasar Harimau Sirkus.”
Maleo segera berlari keluar kelas, berniat menuju keran air di mushola untuk membasuh wajah. Namun, dia menabrak Diaz yang pada saat bersamaan hendak bertamu ke kelasnya.
Brukkk! Diaz yang tersungkur.
“Eh, maaf. Aku tidak bisa melihat dengan baik. Ma~ mataku ketutupan kapur.”
Diaz merasa malu karena banyak yang menyaksikannya. Dia tak ingin dianggap lemah, lantas melayangkan tinjuan ke wajah Maleo. Beruntung sempat ditahan cowok bertubuh besar ketua kelas 2.D.
Keributan kecil di koridor membuat Sonata dan teman-teman mengeceknya keluar kelas.
Sonata lalu mengusap-usap kemeja putih Diaz yang sedikit kotor setelah terjatuh, menenangkan emosi Diaz yang meluap-luap dengan mengelus pundaknya.
Maleo terus menundukkan kepala meminta maaf, tak ingin Diaz dendam padanya. Lalu dia segera berlari ke tujuannya.
Hanya saja, saat dia mencuci muka, benaknya terbayang bagaimana manisnya Sonata saat memberi perhatian pada Diaz. Diaz dan Sonata tak pernah sekelas. Diaz juga bukan anggota OSIS. Cowok itu jarang terlihat bersama siswa lain selain Singa Genkz. Maleo memang mengenal Sonata sebagai gadis supel yang mudah akrab dengan siapa pun.
Tetapi, bagaimana mereka bisa sedekat itu?
***
Maleo tidak bisa bertanya kepada siapa pun tentang hubungan Sonata-Diaz, jadi dia memutuskan mencari tahu sendiri.
Masih menggunakan sarung, baju koko dan kopiah selepas dari shalat berjamaah Magrib-Isya di Mushola, dia duduk di depan meja belajar untuk mendengarkan atensi dari Sobat Borneo FM. Di Mushola dekat rumahnya, warga rutin mengadakan Tausiyah, membaca Surah Alquran, dan membagikan makanan setiap Jumat. Jadi malam ini dia agak telat mendengarkan radio.
“Karena permintaan Sobat Borneo membludak nih ya, jadi kita akan menambah jam siaran untuk program Curhatmu. Selain Rabu Malam, kita juga akan mengudara Sabtu malam. Jadi buat para jomblo yang tidak ada teman jalan atau rencana ke luar rumah di malam minggu, mending tongkrongin kita saja, ya.”