Di balik pintu ....
Dengan senyum kecil yang tak disadari dunia… Anna mengetuk pintu.
Tok. Tok. Tok.
"Pangeran Bulan, ini Anna."
Hening.
Angin pagi berdesir lembut melalui celah jendela, tetapi tak ada jawaban dari balik pintu kayu putih itu.
Anna berdiri di sana, seorang pelayan sederhana dengan nampan berisi sarapan terbaik yang bisa ia siapkan.
Ia sedikit membungkuk, mendekati pintu.
Hening.
Rasanya seperti dunia menahan napas.
Anna terkekeh pelan, mencoba mengusir rasa canggung yang tiba-tiba menyelimuti dadanya.
"Apakah Pangeran masih tidur? Biasanya ia bangun sebelum ayam jantan pertama berkokok..."
Tok… tok… tok…
Ia mengetuk lagi, kali ini lebih pelan, lebih ragu-ragu.
"Pangeran, bolehkah aku masuk?"
Tangan mungilnya menyentuh kenop pintu. Dingin.
Perlahan, ia mendorong pintu hingga terbuka. Ternyata tidak terkunci.
Udara pagi meresap bersama sinar matahari.
Tirai renda menari-nari lembut, dan cahaya keemasan menerangi ruangan—
Sebuah ruangan yang selalu bersih, elegan, dan tenteram, bagai pelukan lembut istana yang penuh kasih.
Dan di tengah ruangan…
…dia ada di sana.