Kedatangan Penyihir Agung
Udara di kamar itu berubah.
Bukan dingin, bukan hangat—tapi seperti ada yang datang bersama bisikan waktu yang telah lama tertidur. Getaran halus, tak terlihat tapi terasa… seperti detak detik jam pasir yang hanya bisa didengar oleh hati yang dilanda cemas.
Lalu… pintu itu terbuka.
Perlahan. Tanpa suara. Tapi dunia seakan menunduk hormat.
Seseorang melangkah masuk—dengan bayangan panjang seperti kain ungu senja yang digulung angin. Sosoknya mungil, langkahnya tenang, tapi setiap geraknya membawa bobot dari masa yang tidak tercatat dalam sejarah.
Penyihir Agung Elaria… akhirnya datang.
Rambutnya putih seperti debu bulan yang jatuh di altar mimpi. Jubah merah-violetnya mengalir seperti darah langit yang beku. Di atas kepalanya, topi penyihir besar menjuntai anggun, dihiasi manik-manik bintang yang bersinar pelan seperti kenangan langit tua.
Matanya… adalah sesuatu yang tidak bisa dimiliki oleh makhluk biasa.
Itu mata yang pernah melihat kerajaan runtuh, kekasih terlahir kembali, dan bintang jatuh tanpa suara. Mata yang menyimpan jawaban dari pertanyaan yang belum sempat dilahirkan.
Dan di tangannya—tongkat kristal bersayap, yang ujungnya gemetar pelan… seolah ikut merasakan beratnya waktu yang berhenti.
—
Elaria Memeriksa Keadaan Lune
Elaria tidak memberi salam.
Ia tidak menanyakan apa pun.
Ia hanya berjalan. Pelan. Dalam diam yang menyalak lebih nyaring dari guntur. Langkahnya seperti nyanyian angin yang mengelilingi pohon tua—mengerti segalanya, tanpa perlu dijelaskan.
Ia berhenti di sisi ranjang Pangeran Lune.
Dan saat itu juga… waktu menahan napasnya.
Semua mata—Anna, Ratu Eleanor, Raja Aldebaran, bahkan Dokter Reiss—tertuju padanya. Tapi Elaria tak memperhatikan mereka. Ia mengangkat tongkatnya.
Kilau magis mulai mekar.
Seperti kelopak-kelopak cahaya yang jatuh dari langit kelima. Simbol-simbol sihir kuno—seperti tulisan dari bintang yang terlupakan—melingkari tubuh Lune. Mereka tidak bersinar terang, tapi berpendar seperti harapan dalam mimpi yang nyaris sirna.
Namun Lune… tetap tertidur.