Pangeran Perak Hanya Tahu Dicintai

Eldoria
Chapter #7

Vol 1 Bab 7: Kepompong Cahaya dan Rahasia Kerajaan

Kapan Pangeran Bangun?

Pagi yang semula cerah kini terasa seperti tirai tebal yang digantungkan di atas seluruh kerajaan.

Tak ada angin. Tak ada detak waktu. Seakan dunia sendiri menolak bergerak, menolak berbicara, menolak… mengerti.

Ratu Eleanor berdiri di tepi ranjang, kedua tangannya gemetar, seperti ranting tua yang tak sanggup lagi menopang guguran salju.

Ia menatap wajah Lune yang tertidur damai—terlalu damai. Matanya yang biasanya dipenuhi cemerlang bintang kini tertutup rapat. Senyumnya masih ada, kecil, hangat… dan menghancurkan.

“…Kapan dia akan bangun?” bisiknya.

Suara itu lebih seperti doa anak kecil yang tersesat di hutan. Rapuh, lirih, dan mencari jawaban yang tak akan mengubah kenyataan, hanya mengurangi rasa sakit.

Elaria menunduk.

“Saya tidak tahu.”

“Sebulan…?”

“Mungkin.”

“Setahun…?”

“…Mungkin juga.”

“…Sepuluh tahun…?”

Diam.

Dan meski tidak ada bunyi yang terdengar—semua merasakannya.

Crack.

Retakan yang tidak berasal dari kaca, tapi dari dalam dada. Seperti hancurnya harapan yang dipegang terlalu erat.

Ratu Eleanor menjerit nyaris tanpa suara. Ia melangkah maju, lalu meraih bahu putranya.

“Tidak! Ini hanya kelelahan!” suaranya pecah. “Lune kuat! Dia selalu bangun sebelum matahari pun terbit! Dia selalu tersenyum… Dia… Dia tidak akan pergi seperti ini!”

Tangannya mengguncang tubuh Lune, lembut tapi putus asa.

“Bangun, Nak… Ibu mohon…”

Air matanya jatuh.

Butir-butir bening itu menyentuh pipi Lune yang dingin tapi hidup. Pipinya tidak memerah. Tidak berkedut. Tidak membalas.

Anna menahan napas. Ia berdiri mematung di sudut, jemarinya menggenggam gaun seperti hendak merobek dunia agar pangerannya bisa kembali.

Lihat selengkapnya