Panggil Aku Belang

Jesslyn Gunawan
Chapter #2

Chapter 1 - Orang-Orang Asing

Keseharian kami tidak jauh dari sekedar mencari makan dan bertahan hidup, namun sesekali aku juga senang bermain dengan anak-anak kucing lain. Beberapa hari sekali anak-anak kucing tersebut juga pergi mengikuti induk-induk mereka untuk turut serta mencari makan. Lain halnya dengan Ibuku, ia selalu melarangku habis-habisan setiap kali ku merengek untuk ikut. Bahkan, tak jarang ia juga menyelinap pergi diam-diam ketika ku masih tertidur lelap. Katanya hal itu terlalu bahaya untuk kucing kecil sepertiku. Tetap saja, aku merasa tidak adil dan ingin diperlakukan seperti anak-anak kucing sebayaku. Tetapi sepertinya hal itu tidak mungkin.

Ibu begitu menyayangiku dan akan melakukan apapun untuk melindungiku dari bahaya yang mengancam. Ibu teramat sangat takut kehilanganku karena semasa hidupnya ia telah kehilangan banyak sosok yang ia sayangi, kurang lebih itulah yang sering dikatakan oleh kucing-kucing dewasa di sekitarku. Ibu sendiri pun jarang menceritakan tentang masa lalunya padaku. Ia biasanya hanya menceramahiku dan menasehatiku untuk jangan nakal, jangan pergi jauh-jauh, dan yang terpenting adalah jangan pernah mendekat kepada manusia dalam kondisi apapun itu. Aku hanya dapat mengiyakan saja. Lagipula, kami tinggal di pinggiran kota, di sebuah lahan rimbun yang terpencil dan bahkan hampir tidak pernah dijamah oleh manusia. Sesekali ada manusia yang datang, menyibak-nyibak rumput ilalang yang tinggi lalu mencabut serta membawanya pulang bersama mereka. Beberapa dari mereka membawa sebuah benda berbentuk sabit dan tas karung yang sangat besar. 

Ibu selalu menyuruhku untuk bersembunyi setiap kali mereka datang, katanya manusia itu kejam dan dapat dengan mudahnya membunuh kami. Aku, yang selalu mendengarkan kata Ibu, tentu saja akan selalu berlari ke dalam semak belukar dan bersembunyi setiap kali mereka datang. Aku menunggu dengan tenang dan sabar sampai mereka benar-benar pergi dari tempat ini dengan membawa karung besar yang berisi rumput-rumput ilalang itu. Ketika mereka benar-benar jauh, barulah aku keluar dari tempat persembunyian. Beberapa dari mereka berjalan kaki, dan sebagian besar mengendarai kendaraan sepeda yang bermesin dengan dua keranjang besar di bagian belakangnya. Kendaraan-kendaraan itu sangatlah bising, aku benar-benar tidak menyukainya. 

Lihat selengkapnya