Pantas

bloomingssy
Chapter #1

Pantas - 1 | Reuni

Apakah dunia memang sekejam itu? Tidak bisakah aku mendapat sedikit ruang untuk bernapas?

Sebuah perubahan bisa membawa dampak yang baik, namun terkadang hal itu juga dapat memperburuk keadaan. Kehidupan Syilla berubah sejak tujuh tahun lalu. Akan tetapi hatinya tetap sama, berpacu di hati orang yang sama, Syilla tetap mencintainya. Semua orang mungkin berpikir kalau yang Syilla rasakan hanya sebuah obsesi, Syilla juga pernah mengira itu. Tapi pada dasarnya, selama tujuh tahun ini Syilla memang tetap mencintainya.

“Cancel semua meeting saya hari ini Jan,” ucap Syilla pada Anjani sekretarisnya.

“Baik Bu. Tapi ada satu janji dengan teman dekat Pak Ardi. Pak Rama dari Bee Corporation,” jawab Anjani membuka buku agenda di tangannya.

“Rama? Saya gak pernah denger ayah punya temen Rama... tapi udah pokonya bilang saya ada keperluan mendesak,” ucap Syilla lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas.

“Bu Syilla ada janji?” 

“Iya. Mungkin saya juga gak bakalan balik ke kantor lagi. Saya pergi dulu.”

***

“Syilla sini!!!” teriak teman-teman Syilla dari meja paling ujung di ballroom hotel itu.

Syilla tersenyum, matanya hanya tertuju pada satu orang di meja itu.

“Syillaaaa! Apa kabar? Kamu cantik banget sekarang... sumpah!” seru Salsa begitu Syilla duduk.

"Berarti dulu enggak dong... " bisik Nita yang masih terdengar baik oleh Syilla.

Bilang aja lu iri, dulu juga kan situ gendut. "Hai! Masa sih Sa? Sama aja ah... kalian apa kabar?" 

"Baik Syil. Eh iya, katanya kamu punya perusahaan mode sekarang?" tanya Fikri ramah.

"Ya begitulah."

"Dua bulan lagi aku mau nikah, boleh kan bajunya di desain sama kamu?"

"Wah asli Fik?" seru Heru penasaran.

"Boleh. Kamu bisa langsung dateng ke butik aja, gak usah ke kantor... " jelas Syilla.

"Oh oke, makasih ya," ucap Fikri.

Seluruh ruangan terisi gelak tawa penuh cerita. Semua orang tampak bersenang-senang, mungkin karena mereka baru bertemu setelah reuni tahun lalu gagal. Pikir Syilla.

Sama halnya dengan mereka, Syilla juga merindukan orang di hadapannya sekarang. Syilla berharap waktu berhenti sejenak. Tiga detik saja. Ia ingin menatapnya lebih lama lagi. Ia berharap bisa masuk ke dalam mata coklat gelap dan teduh di depannya.

Seorang pria berbadan tegap, yang juga sedang menatapnya. Padahal baru satu minggu yang lalu Syilla bertemu dengannya. 

Syilla terlalu tenggelam dalam mata pria itu. Rasanya melihat mata itu beberapa detik saja dapat mengembalikan semua energi dalam tubuhnya. 

Dalam sepersekian detik hatinya berkata. Aku harap bisa lebih lama lagi seperti ini.

"Syil! Syilaaa?! Kamu bisa denger aku? Syilaaa!" Suara itu. Suara yang berat dan juga dalam. Syilla meneguk ludah.

Apa aku sedang bermimpi? Tunggu, apa ini? Dia benar-benar disini?!

Pria itu memegang tangan Syilla dengan lembut. "Hei! Kamu kenapa sih?"

Astaga dragon. Ini nyata.

"Ah, aku eng–enggak."

Tangan itu masih menggenggam kuat tangan Syilla, seluruh tubuh Syilla memanas. Jantungnya mulai berdebar kencang. Lidahnya kelu, sampai akhirnya pria itu mengeluarkan suaranya lagi.

"Beneran? Kamu gak sakit kan?" Tangannya bergerak menuju kening Syilla, memastikan kalau gadis di depannya ini tidak apa-apa.

Deg. "Aku beneran gapapa... " Syilla menurunkan tangan di keningnya itu, perlahan. 

Syilla melamun lagi. Kedua tangannya berpegangan dengan tangan kekar pria di hadapannya. Jiwanya hanyut dalam tatapan yang lembut. 

"Halo temen-temen... aku mau kenalin seseorang sama kalian. Dia alumni kelas sebelah, kebetulan dia juga sepupu aku... kalian gak keberatan kan, kalo dia gabung?" ucap Putri membuyarkan lamunan Syilla. Kedua tangannya ia lepaskan dari genggaman tangan itu. Ia menarik tangannya ke bawah meja.

"Nah mungkin kalian udah kenal gak sih sama dia?" tanya Putri.

"Udah kok. Dia Devi kan... " jawab Salsa.

Syilla mengernyitkan dahinya. Emang seterkenal itu ya? Aku gatau tuh.

"Itu Syilla. Kamu pasti belum tau dia kan? Maklumlah Syilla dulu kan... " seru Putri tiba-tiba mengenalkan Syilla pada wanita disampingnya.

"Hai. Devi Cantika," ucap wanita itu lalu menyodorkan tangannya pada Syilla.

Lihat selengkapnya